Bandara Juwata Tarakan Wajibkan Penumpang Tes PCR

benuanta.co.id, TARAKAN – Bandara Juwata Tarakan akui pihaknya telah menerapkan kewajiban penggunaan tes PCR bagi penumpang transportasi pesawat. Hal itu berdasarkan aturan dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 nasional.

“Kami mewajibkan penumpang menggunakan PCR semenjak Kota Tarakan menerapkan PPKM level 4 hingga saat ini,” terang Kepala Bandara Juwata Tarakan Agus Priyanto kepada benuanta.co.id, pada Rabu, 27 Oktober 2021.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2010 votes

Meski begitu, hingga saat ini pihaknya akui belum memiliki fasilitas layanan tes PCR kepada penumpang layaknya bandara di kota-kota besar lainnya. “Belum ada layanan PCR di bandara,” sambungnya.

Pemberitaan sebelumnya, melalui antaranews.com, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar menyatakan kewajiban penggunaan tes PCR bahwa benar untuk syarat moda transportasi pesawat.

Baca Juga :  Arus Mudik Lancar, Pelanggaran Lalu Lintas Meningkat Selama Ops Ketupat 2024

Luhut menjelaskan, kewajiban penggunaan PCR yang dilakukan pada moda transportasi pesawat ditujukan utamanya untuk menyeimbangkan relaksasi yang dilakukan pada aktivitas masyarakat, terutama pada sektor pariwisata.

Ia menuturkan, meski saat ini kasus nasional sudah rendah, Indonesia tetap harus memperkuat 3T dan 3M supaya kasus tidak kembali meningkat, terutama
menghadapi periode libur Natal dan Tahun Baru. Hal itu juga dilakukan sebagaimana pelajaran yang diambil dari pengalaman negara-negara lain.

“Secara bertahap penggunaan tes PCR akan juga diterapkan pada transportasi lainnya selama dalam mengantisipasi periode Natal dan Tahun Baru,” ujarnya pada Senin, 25 Oktober 2021.

Sebagai perbandingan, selama periode Natal dan Tahun Baru lalu, meskipun penerbangan ke Bali disyaratkan PCR, mobilitas tetap tercatat meningkat. Luhut juga mengemukakan peningkatan mobilitas itu pada akhirnya mendorong kenaikan kasus, walaupun tanpa adanya varian delta.

Baca Juga :  Pj Wali Kota Tekankan Penanganan Volume Sampah Selama Lebaran

Mobilitas penduduk yang meningkat pesat dalam beberapa minggu terakhir, menurut Luhut, juga jadi pertimbangan pemerintah untuk menerapkan kebijakan PCR. Meski kasus dan level PPKM telah turun, hal itu tidak boleh melonggarkan kewaspadaan.

Luhut menegaskan, pemerintah belajar dari banyak negara yang melakukan relaksasi aktivitas masyarakat dan protokol kesehatan, namun kemudian kasusnya meningkat pesat meskipun tingkat vaksinasi mereka jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Contohnya seperti Inggris, Belanda, Singapura dan beberapa negara Eropa lainnya.

“Anda bisa Google apa yang terjadi di rumah sakit di Glasgow, berapa persen kenaikan di Roma, kenaikan di Belanda. Ini kita belajar, jadi saya mohon jangan kita lihat enaknya karena kalau lihat enaknya kita rileks berlebihan,” katanya.

Baca Juga :  Berkat Gubernur Kaltara, Bandara Juwata Tarakan Dapat Extra Flight Arus Balik dari 2 Maskapai

Luhut memohon kepada masyarakat agar tidak emosional menanggapi kebijakan pemerintah.

“Saya mohon, kita sudah cukup pengalaman menghadapi ini. Jangan kita emosional menanggapi apa yang kami lakukan. Saya bertanggung jawab atas hal ini dan kalau ada hal yang kurang jelas, kami sangat siap untuk berikan penjelasan. Dan kalau ada alternatif yang bisa diberikan, kami juga senang,” urainya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga pernah memerintahkan penurunan harga tes PCR yang sebelumnya berkisar di harga Rp1 juta turun menjadi Rp495 ribu hingga Rp525 ribu.(*)

Reporter: Kristianto Triwibowo

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *