benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia akan melakukan pra pemutakhiran data pada Oktober 2021. Hal tersebut diakibatkan pematangan pengisian data sensus di tahun ini sempat terkendala dan akan dilakukan tahun 2022 mendatang.
Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Kota Tarakan, Kiki Darmayanti mengatakan pelaksanaan sensus penduduk yang telah dilakukan pihaknya berjalan dengan dua tahap, yakni sensus penduduk online dan wawancara. Pelaksanaan sensus penduduk sempat terkendala karena tahun 2020 merupakan awal pandemi Covid-19 di Tarakan.
“Kami ke lapangan juga untuk mengecek apakah masyarakat ini sudah melakukan pendaftaran sensus online atau belum. Kalau belum nanti akan ada daftar yang harus diisi supaya tidak ada yang terlewat,” ucap Kiki, Senin (11/10).
Dijelaskan Kiki, pelaksanaan sensus penduduk mengubah proses bisnis dari pihak BPS. Untuk itu, pelaksanaan sensus penduduk terlaksana dengan melibatkan seluruh ketua RT di Tarakan.
“Kemarin kendalanya itu kan pas awal Pandemi harusnya sensus itu bulan Mei tapi karena Maret pandemi jadi merubah proses bisnisnya, akhirnya dilaksanakan dengan bantuan ketua RT,” ujarnya.
Dalam data sensus penduduk, cukup banyak form yang harus diisi, lagi-lagi akibat pandemi Covid-19 membuat pihaknya terbatas dalam melakukan pendataan. Untuk itu hasil jumlah penduduk, jenis kelamin, generasi dan kelompok umur diterbitkan pihaknya secara garis besar.
“Seperti jumlah penduduk laki-laki, perempuan, berdasarkan generasi, sama kelompok umur tapi masih dalam garis besar,” jelas Kiki.
Kiki lanjut menjelaskan, pihaknya telah mendapatkan informasi dari pemerintah pusat untuk melaksanakan sensus penduduk dengan data yang lebih dalam di tahun depan.
Pada Oktober 2021 ini BPS akan melakukan pra pemutakhiran yakni sebuah proses update pendataan yang didapat pada 2020 lalu.
“Sekarang ini sudah ada info dan insyaallah tahun depan sudah dilaksanakan, tapi barusan kemarin dapat info bulan Oktober 2021kita akan mengadakan pra pemutakhiran data sensus juga,” bebernya.
“Pranya ini hanya sebentar karena hanya menyentuh 129 blok sensus. Jadi dalam satu RT akan dipecah menjadi beberapa sensus,” tandas Kiki. (*)
Reporter : Endah Agustina
Editor : Matthew/Nicky Saputra