Pertamina: Beli BBM di SPBU Jual Kembali Tidak Dibenarkan

benuanta.co.id, TARAKAN – Pertamina Depo Tarakan memastikan sudah tidak ada lagi antrean BBM menggunakan jeriken di 3 SPBU di Tarakan. Memang tidak dibenarkan pengisian BBM pakai jeriken. Apalagi jeriken berbahan plastik mudah terbakar.

“Di Tarakan sudah ada Satpol PP yang turun, antrean sudah klir kita habis cek juga ke SPBU (kemarin sore), sudah tidak ada lagi antrean jeriken,” ungkap Sales Branch Manager Rayon V Kaltimut Depo Pertamina Tarakan, Azri Ramadan Tambunan, Sabtu (9/10).

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1540 votes

Pertamina Depo telah berulang kali mengingatkan pihak SPBU agar tidak melayani masyarakat menggunakan jeriken. Namun, keterangan pihak SPBU mereka kerap mendapatkan intimidasi dari masyarakat yang membawa jeriken untuk mengisi BBM. Diduga masyarakat menggunakan jeriken ini adalah pengetap BBM untuk dijual kembali. Walaupun ada sebagian yang mengaku nelayan.

Baca Juga :  Taman Berlabuh, Salah Satu Destinasi Favorit untuk Ngabuburit

“Kita sudah berulang kali tegur SPBU yang perlu kita pahami juga masyarakat yang memaksa melayani mereka beli pakai jeriken, bahkan ada yang memancing keributan, kita menghindari itu,” ujarnya.

Masyarakat membeli BBM pakai jeriken tidak mengantongi surat rekomendasi dari pemerintah, sehingga tindakan itu tidak diperbolehkan. Pekerja di SPBU pun tak ada acuan menerima konsumen yang membawa jeriken karena tak memiliki surat rekomendasi tadi.

Baca Juga :  Jalin Ukhuwah Islamiyah, Komunitas Asik akan Gelar Baksos

“Di SPBU tidak bisa menjaring itu (pengetap atau bukan) tanpa ada bantuan seperti surat rekomendasi misalnya dari dinas perikanan misalnya untuk nelayan kalau pemerintah daerah mau menerbitkan itu sehingga bisa jadi acuan,” jelas Azri.

Beberapa hari lalu di Tarakan memang sempat terjadi antrean di sejumlah SPBU, menurut Azri, hal itu akibat kapal pengangkut BBM dari Balikpapan mengalami kendala untuk tiba di Tarakan sesuai jadwal.

“Kemarin itu ada keterlambatan kapal kita sandar, ada stok di SPBU kritis, yang biasanya beli pertalite ada kemudian sebagian SPBU kosong mereka menumpuk di SPBU yang masih ada. Kapal kita sudah sandar harusnya sudah normal,” ujarnya.

“Ada keterlambatan ada 2 hari, iya kerusakan di laut kita tidak menyangka itu terjadi, dari kita tetap kita ingatkan SPBU tetap koordinasi dengan Pemkot Tarakan untuk penertiban (bila terjadi antrean jeriken), ” tegasnya.

Baca Juga :  IMI Kaltara Pilih Jatim Sebagai TC Atlet Sebelum Laga PON XXI Aceh-Sumut

Walaupun Pertamina memiliki standar jeriken metal untuk pengisian BBM, bukan jeriken plastik, dikatakan Azri bagi masyarakat yang hendak menjual kembali BBM dari SPBU tetap tidak dibenarkan.

“Untuk kepentingan jual kembali sekalipun pakai jeriken metal juga kita larang karena memang BBM ini targetnya untuk konsumen akhir bukan untuk diperjualbelikan kembali karena akan ada perubahan harganya, misalnya pertalite tidak mungkin dijual kembali dengan harga dari SPBU (bisa bertambah harga),” tutupnya.(*)

Reporter/Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *