benuanta.co.id, TARAKAN – Alumni Akademi Kepolisian 97 Batalyon Wira Pratama pekan depan bakal mengadakan vaksinasi jenis moderna bagi masyarakat Kota Tarakan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan kerjasama oleh Direktorat Polairud Polda Kalimantan Utara dan Ikatan Pemuda Sulawesi Selatan (IPSS) Kaltara dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Alumni Akpol 97 Yon Wira Pratama.
Kasubdit Gakum Ditpolairud Polda Kaltara, Kompol Zulkarnaen mengatakan pihaknya berjibaku agar ketahanan imun masyarakat terus meningkat dengan harapan dapat tercegah dari penularan pandemi Covid-19.
“Insya Allah pekan depan kita akan mengadakan vaksinasi jenis moderna dengan target 1000 hingga 1.500 masyarakat,” terangnya kepada benuanta.co.id, pada Selasa, 21 September 2021.
Dijelaskan Kompol Zulkarnaen, kemarin Senin, 20 September 2021 pihaknya yang juga Alumni Akademi Kepolisian 97 Batalyon Wira Pratama telah melaksanakan vaksinasi tahap pertama jenis Sinovac dengan sasaran 800 masyarakat.
Nantinya, vaksinasi yang bekerjasama dengan IPSS Kaltara itu bakal dilaksanakan di Mako Polairud Polda Kaltara Kelurahan Juata Laut yang menyasari masyarakat.
“Targetnya masyarakat Juata Laut dan pemuda IPSS Kaltara. Saat ini tinggal menunggu vaksinnya, mohon doanya seluruh masyarakat,” sambungnya.
Melansir informasi Badan POM RI, vaksin Moderna Covid-19 merupakan vaksin yang dikembangkan dengan platform mRNA. Vaksin ini diperoleh melalui COVAX facility yang merupakan jalur multilateral dan diproduksi oleh Moderna TX., Inc USA.
Vaksin ini digunakan dengan indikasi pencegahan Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Diberikan secara injeksi intramuscular, dosis 0,5 mL dengan 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 1 (satu) bulan.
Badan POM telah melakukan pengkajian bersama dengan Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin Covid-19 dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) terkait dengan keamanan dan efikasi dari vaksin ini.
Hasilnya menunjukkan bahwa secara umum keamanan vaksin ini dapat ditoleransi, baik reaksi lokal maupun sistemik dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2. Kejadian reaksi yang paling sering timbul dari penggunaan vaksin ini, antara lain nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan menggigil. (*)
Reporter : Kristianto Triwibowo
Editor : Matthew/Ramli