280 Guru Madrasah dan RA di Tarakan Telah Vaksin Tahap Pertama

benuanta.co.id, TARAKAN – Program vaksinasi terus digencarkan oleh Pemerintah Pusat oleh semua kalangan. Salah satunya vaksinasi bagi guru madrasah dan Raudhatul Athfal (RA).

Melalui website kemenag.go.id, Dirjen Pendidikan Islam M Ali Ramdhani mengatakan, berdasarkan data EMIS Kemenag, saat ini ada sekitar 52% guru RA dan madrasah yang sudah divaksin.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1975 votes

Pria yang akrab disapa Dhani ini mendorong para guru untuk pro aktif dalam mengikuti program vaksinasi. Apalagi, pemerintah kini tengah bersiap melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas untuk lembaga pendidikan di wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1 sampai level 3.

Baca Juga :  Pj Wali Kota akan Evaluasi Tarif Masuk Pantai Ratu Intan

Di Kota Tarakan sendiri terdapat 280 guru Madrasah RA, MI, MTS dan MA. Untuk saat ini tenaga pendidik dari madrasah sendiri baru merasakan vaksinasi dosis pertama.

Diungkapkan langsung oleh Kasi Pendidikan Islam Kementrian Agama Kota Tarakan Drs. Joko Harianto, M.Pd hal ini dikarenakan perbedaan alokasi vaksin yang mana khusus untuk guru dan siswa madrasah mendapatkan alokasi dari Kementrian Agama.

Baca Juga :  Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, ASN Pemkot Tarakan Tak Ada yang Mangkir

“Ya memang baru dosis satu, karena ada perbedaan instansi kementrian juga. Kalau kita (kemenag) ada registrasi sendiri” ujar dia kepada benuanta.co.id, Senin (30/8/2021).

Joko juga menambahkan bahwa rencana penyuntikan vaksinasi dosis kedua ini akan dilakukan pada bulan September mendatang.

“Kalau tidak salah juga bulan depan sudah tahap dua guru-gurunya divaksin,” imbuh Joko.

Sementara itu, untuk siswa madrasah baru sekitar 60 siswa yang melakukan vaksin dari 1.774 siswa madrasah di Kota Tarakan.

Baca Juga :  Atasi Masalah Lingkungan, Pj Wali Kota Tarakan Upayakan Penanganan Sampah 

“Jadi siswa madrasah itu baru 60an siswa yang divaksin kemarin dari 1.774 itu di luar MBS (Muhammadiyah Boarding School),” jelas Joko

Meski begitu, saat ini sekolah madrasah masih melaksanakan pembelajaran berbasis online, berbeda dengan pesantren yang tetap melaksanakan pembelajaran boarding.

“Kalau pesantren boarding ya belajar nya di pesantren dengan prokes ketat lagipula tidak kemana-mana juga mereka insyaAllah aman. Kalau madrasah diluar pesantren tetap daring,” tandasnya. (*)

Reporter : Endah Agustina

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *