Tumpukan Sampah Hanyut Ini Membentuk Dataran Pulau

benuanta.co.id, TARAKAN – Tumpukan sampah hingga membentuk seperti dataran pulau mengapung di perairan laut Kota Tarakan pada Senin, 30 Agustus 2021.

Edi, salah seorang nelayan yang menemukan tumpukan sampah hanyut itu mengungkapkan, sampah plastik bekas rumah tangga paling mendominasi.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1991 votes

“Pas di depan Tarakan, posisi tumpukan sampahnya di antara Pulau Tarakan dan Tanjung Karis,” cetus dia kepada benuanta.co.id pada Senin, 30 Agustus 2021.

Terdapat sampah plastik, perabotan rumah tangga disertai potongan kayu yang berserakan di atas perairan yang berpotensi mengganggu lalu lintas tranportasi laut.

Merespon hal itu, Stasiun Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tarakan selaku instansi yang mengawasi kelestarian sumberdaya laut menyatakan bahwa sampah yang hanyut ke ke perairan tentu berasal dari aktifitas masyarakat di darat, dan perlu penanganan mendasar serta kesadaran masyarakat untuk berubah.

Baca Juga :  Pj Wali Kota Tekankan Penanganan Volume Sampah Selama Lebaran

“Kita harus berfikir menangani dari hulu persoalan. Mengubah paradigma masyarakat yang selama ini membelakangi laut, artinya laut ini dijadikan tempat pembuangan. Sebaiknya, kita harus menghadap laut agar dapat memanfaatkan laut secara lestari dan berkelanjutan,” ungkap Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tarakan, Akhmadon pada Senin, 30 Agustus 2021.

Akhmadon mengharapkan agar di daerah sendiri dapat melahirkan Peraturan Daerah (Perda) yang menegaskan pembuangan sampah yang mencemari lingkungan dapat dicari solusinya.

Kepala Stasiun PSDKP Tarakan pun mengimbau agar semua pihak baik media, kelompok masyarakat, pemerhati dapat terus menyuarakan untuk tidak membuang sampah di laut.

“Mari kita kampanyekan dan sosialisasi lanjutan agar pemahaman menjaga laut dapat kita wujudkan secara perlahan,” tutur dia.

Baca Juga :  Momen Lebaran, 13 Ribu Penumpang Padati Pelabuhan Malundung 

Sebelumnya, benuanta.co.id juga mewartakan Kepala Stasiun PSDKP Tarakan, Ahmadon yang mengungkapkan pencemaran limbah di laut tidak boleh dibiarkan dan perlunya kerjasama seluruh elemen agar pencemaran limbah laut segera dapat teratasi.

Salah satu yang diharapkannya, seperti melakukan rutinitas bersih pantai setiap bulannya. Begitu juga dengan edukasi dan sosialisasi yang terus dulakukan agar kesadaran masyarakat terhadap lingkungan tumbuh dengan baik.

“Ada masanya air pasang tinggi dan rendah. Dipasang rendah ini perlu kita bergerak untuk melakukan pembersihan. Ada waktu luang untuk kita, masih panjang waktunya kenapa tidak kita fokus untuk melakukannya,” harapnya pada Senin, 23 Agustus 2021.

Ia pun tidak mempungkiri hasil tangkap nelayan akan terus berpengaruh bila tidak ada kesadaran untuk membersihkan sampah dari laut. Beragamnya sampah laut yang hanyut di pesisir pantai masih didominasi sampah plastik.

Baca Juga :  Arus Balik di Bandara Juwata Tarakan Meningkat dari Tahun Lalu

Untuk sampah alam atau limbah organik, kata Ahmadon bukan sebauah yang harus dikhawatirkan lantaran sampah alam bisa membusuk dan terurai dengan sendirinya.

“Kalau sampah plastikan tidak bisa terurai. Maka kembali lagi, kesadaran masyarakat adalah jalan terbaik untuk mengatasi permasalahan sampah-sampah plastik di laut, “tuturnya.

Mengenai sampah yang mencemari laut bukan menjadi isu lokal, bahkan pencemaran sampah di laut ini menjadi isu global hingga saat ini.

Keberadaan sampah di laut bukan suatu hal yang baik untuk keberlangsungan habitat maupun masyarakat. Sebab, sekecil apapun limbah padat yang ada di laut besar kemungkinan berpengaruh terhadap habitat hidup di dalamnya. (*)

Reporter : Kristianto Triwibowo

Editor : Nicky Saputra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *