H. Hanafiah: Perpustakaan Bukan Hanya Koleksi Buku, Tapi Bisa Tarik Minat Pembaca

benuanta.co.id, NUNUKAN – Wakil Bupati Nunukan, H. Hanafiah membuka secara resmi bimbingan teknis (Bimtek) pembinaan pengelola perpustakaan desa, perpustakaan sekolah, perpustakaan umum yang diselenggarakan Dinas perpustakaan dan kearsipan Kabupaten Nunukan, di Kantor Bupati Nunukan, Lantai 5, pada Kamis 26 Agustus 2021.

Kegiatan tersebut mengusung tema “Peran perpustakaan untuk meningkatkan minat baca di kabupaten Nunukan”.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1956 votes

Dikatakan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Nunukan, Umboro Hadi Susino, bimbingan teknis pembinaan pengelola perpustakaan secara virtual ini diikuti sebanyak 48 peserta, yang akan berlangsung selama satu hari.

“Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pustakawan atau pengelola perpustakaan, sehingga dapat dikelola dengan baik, dan memberikan pelayanan yang baik pula. Sehingga minat dan budaya membaca di Kabupaten Nunukan dapat meningkat,” kata Umboro kepada benuanta.co.id.

Baca Juga :  Antisipasi Kecelakaan Berlayar, Dishub Nunukan Batasi Jam Penyebrangan

Selain itu, dia juga menyampaikan pada lomba perpustakaan tingkat provinsi, Kabupaten Nunukan berhasil meraih juara satu. Yakni di Perpustakaan Bina Ilmu Desa Sei Nyamuk, Kecamatan Sebatik Timur, dan akan mewakili Provinsi Kalimantan Utara pada lomba perpustakaan tingkat nasional.

Tidak hanya itu, juara dua juga diraih dari perpustakaan Desa Maspul, Kecamatan Sebatik Utara, sedangkan juara harapan diraih oleh perpustakaan Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah.

“Yang mendapatkan juara dan akan mewakili Provinsi Kaltara harus menyiapkan diri untuk lomba di tingkat nasional yang akan dijadwalkan pada 7 September 2021 mendatang. Saya juga berharap semoga bisa sukses dan dapat mengharumkan nama daerah Kaltara, khususnya di Kabupaten Nunukan,” harapnya.

Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Nunukan, H. Hanafiah mengatakan, sampai saat ini minat baca masyarakat di Indonesia hanya berkisar di angka 0,001 persen. Itu artinya dari 1.000 orang hanya ada 1 orang yang rajin membaca. Indonesia berada di urutan kedua terbawah di antara negara-negara di dunia.

Baca Juga :  Arus Balik di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan Meningkat

Realita ini tentu sangat menyedihkan. Karena meski akses masyarakat terhadap bahan-bahan bacaan, baik itu berupa buku, koran, majalah, serta bahan-bahan bacaan lain begitu mudah didapat, tetapi pada kenyataanya ternyata tidak lantas membuat minat baca masyarakat menjadi semakin baik.

“Yang lebih ironis lagi, ada juga data yang menunjukkan bahwa ternyata masyarakat kita begitu cerewet ketika berkomentar di media sosial. Fakta memperlihatkan bahwa waktu rata-rata orang Indonesia menatap layar HP adalah 9 jam sehari,” ujarnya.

Lanjut dia, jika dua data tadi dikombinasikan, maka dapat dibayangkan, orang yang minim ilmu, malas membaca, tapi rajin komentar di media sosial. Maka hasilnya adalah semua innformasi, bahkan yang sifatnya hoaks sekalipun ditelan begitu saja tanpa pernah terlebih dahulu dilakukan cek dan ricek. Komentar-komentarnyapun akhirnya jauh dari isi dan substansi.

Baca Juga :  Tabrakan di Perairan Sebatik, Tim Gabungan Masih Lakukan Evakuasi Perahu 

Sehingga, lanjut Wabup, ini adalah tantangan bagi semua, khususnya para pengelola perpustakaan baik di lingkungan pemerintah, sekolah, atau di masyarakat. Para pustakawan harus mampu menjawab tantangan itu dengan menghadirkan sebuah perpustakaan yang tidak hanya lengkap koleksi buku-bukunya, tetapi juga piawai dalam menarik masyarakat untuk datang berkunjung ke perpustakaan.

“Saya berharap bimbingan teknis ini nantinya mampu menjawab semua tantangan itu. Sehingga perpustakaan bisa menjadi sebuah tempat menimba ilmu yang asyik dan menarik untuk dikunjungi oleh semua anggota keluarga,” paparnya.(*)

 

Reporter: Darmawan

Editor: M. Yanudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *