benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem di beberapa daerah, mulai 22 hingga 23 Agustus 2021.
Seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat atau petir, hujan es dan lainnya. Termasuk Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang menjadi perhatian khusus Pemkot.
Pasalnya, cuaca ekstrem tersebut juga berpotensi menimbulkan dampak seperti banjir genangan, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang serta jalan licin.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tarakan menyampaikan Pemkot Tarakan telah memiliki upaya dalam hal mencegah dan menanggulangi potensi bencana di saat cuaca ekstrem tersebut.
“Kami selalu melakukan koordinasi intens dengan camat, lurah dan RT se-Kota Tarakan. Koordinasi itu membahas pencegahan dan penanggulangan lokasi yang rawan bencana,” ungkap Kepala BPBD Tarakan Ahmadi Burhan kepada benuanta.co.id, Senin, (23/8/2021).
Ahmadi Burhan mengatakan, pihaknya bahkan kerap berkomunikasi dengan camat dan lurah yang tergabung di WhatsApp Grup (WAG) setiap kecamatan yang difasilitasinya. Itu dilakukan untuk memberikan himbauan potensi bencana, prosedur dan rangkaian edukasi dalam bersinergi.
Diwartakan sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan Ir. Kajat Prasetio, menjelaskan Tarakan sendiri kerap mengalami bencana tanah longsor dan seringkali memakan korban jiwa.
Sejak tahun 2013 hingga saat ini, BPBD Tarakan pun mencatat ada kurang lebih 30 jiwa yang tertimpa bencana tersebut. Pihaknya juga telah berupaya melalui pendataan dengan memanggil seluruh lurah di Kota Tarakan terkait bencana longsor ini.
“Untuk penentuannya titik-titik rawan longsor ini sudah kita mulai dari tahun 2016, dan kita sudah panggil kelurahan seluruh Tarakan juga,” kata Ir. Kajat Prasetio, Jumat (13/8/2021) lalu.
Kajat menyebutkan, titik rawan longsor ini biasanya terjadi di wilayah Karang Anyar, Kampung Bugis, Karang Balik, sebagian daerah Sebengkok, Mamburungan hingga Juata. Kata dia, pemerintah juga telah sering memberikan himbauan ke masyarakat untuk tidak membangun pada kemiringan lebih dari 30 derajat.
Antisipasi lain yang saat ini tengah digalakkan oleh BPBD adalah memberikan kiat-kiat dengan menandai rumah rawan longsor. Namun hal ini masih terkendala dengan kurangnya anggaran.
“Kita sebenarnya sudah lama membuat rencana untuk menandai rumah lawan longsor. Risiko longsor dan aman itu memang agak sulit penerapannya, karena anggaran saat ini juga sangat minim,” tutupnya. (*)
Reporter : Kristianto Triwibowo
Editor : Yogi Wibawa/Ramli