benuanta.co.id, MALINAU – Malinau sedang menghadapi cuaca ekstrim. Kualitas udara di wilayah pertambangan pun ikut terpengaruh karena aktivitas tambang seperti halnya debu di kecamatan Malinau Selatan, Desa Long Loreh, Senin (16/08/2021).
Menurut kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Malinau, Frent Tomi Lukas, saat ini pencemaran udara yang ada di Malinau kota sangat lah baik, meski dipadati oleh penduduk.
“Polusi udara sangat sedikit di wilayah perkotaan, apalagi dengan adanya hutan alam di wilayah sisi-sisi Malinau kota, tentu membuat udara masih asri disini,” ujarnya.
Namun keadaan berbeda, justru berada di Desa Long Loreh. Menurut Tomi meski keadaan hutan di sekitar Long Loreh masih sangat alami, namun tingkat pencemaran udara justru sangat tinggi lantaran adanya aktivitas perusahaan tambang, khususnya jalan poros Long Loreh.
“Jalan masih tanah dan mobil angkut batu bara terus berlalu-lalang 24 jam, makanya hal itu yang sempat dikeluhkan oleh masyarakat, karena debunya yang sangat banyak,” imbuhnya.
Meski saat ini pihak perusahaan tambang yang ada di Long Loreh, selalu menyirami jalan poros untuk mengurangi tingkat pencemaran. Namun menurut Tomi hal itu belumlah cukup, mengingat tingkat polusi yang masih tinggi di Long Loreh.
“Kalau disiram kan itu berapa kali sehari. Inikan cuaca ekstrim kadang kalau panas suhunya sangat luar biasa panas, ditambah debu kan kasian warga di sana,” tuturnya.
“Saya sudah menegur pihak perusahaan untuk lebih sering memperhatikan penyiraman jalan poros Long Loreh dan jika masih terjadi kita akan kembali menegur secara tegas, agar lingkungan disekitar Long Loreh lebih diperhatikan,” tutupnya.(*)
Reporter: Osarade
Editor: Ramli