BNPB: Keterisian Fasilitas Isolasi Terpusat Masih Sangat Kosong

Jakarta – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Ganip Warsito mengatakan tingkat keterisian fasilitas isolasi terpusat bagi pasien COVID-19 di sejumlah tempat masih sangat kosong.

“Kondisi sekarang hunian kecil, di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Kemayoran, Jakarta, hari ini tingkat keterisian tempat tidurnya sekitar 47 persen. Lalu di Rumah Susun Nagrak baru terisi 260 orang. Masih sangat kosong,” kata Ganip Warsito dalam konferensi pers secara virtual yang dipantau dari aplikasi Zoom, Senin siang.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1954 votes

Situasi serupa juga terjadi di Rusun Pasar Rumput Jakarta Selatan. Dari total 6 ribu kapasitas tempat tidur perawatan, baru terisi 110 orang.

Baca Juga :  Presiden Nyatakan Sikap Deeskalasi RI Hadapi Konflik Timur Tengah

Ganip mengatakan tempat isolasi terpusat di tiga lokasi di Jakarta, yakni RSDC Kemayoran, Rusun Nagrak dan Rusun Pasar Rumput bisa menampung hingga 10 ribu pasien.

“Situasi di Jabodetabek pun demikian. Bandung (Jawa Barat), Depok dan Tangerang, semua siap tampung masyarakat yang tanpa gejala dan gejala ringan,” katanya.

Ganip mengatakan tingkat keterisian tempat tidur perawatan pasien di fasilitas isolasi terpusat di Solo baru terisi 400 tempat tidur dari total kapasitas 1.700 tempat tidur.

Baca Juga :  Menteri PUPR: ASN Pindah Setelah Upacara HUT Kemerdekaan RI di IKN

Fasilitas serupa juga disiapkan di Yogyakarta dan Solo sebanyak 600 tempat tidur dengan memanfaatkan asrama Universitas Gajah Mada (UGM) maupun fasilitas yang dimiliki Kementerian PUPR.

Ganip mengimbau masyarakat yang terpapar COVID-19 untuk tidak ragu memanfaatkan fasilitas isolasi terpusat gang dikelola oleh pemerintah daerah maupun Satgas Penanganan COVID-19 sampai dengan pemulihan selesai.

Baca Juga :  Menteri PUPR: ASN Pindah Setelah Upacara HUT Kemerdekaan RI di IKN

“Tempat-tempat isolasi terpusat yang disiapkan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat itu sudah disiapkan tenaga medisnya, disiapkan obat-obatannya kemudian disiapkan kegiatan treatment yang bisa meningkatkan pemulihan kondisi kita dari terpapar menjadi negatif,” katanya.

Apabila warga ingin menjalani perawatan di isolasi terpusat, kata Ganip, cukup membawa hasil rapid test antigen. “Kalau dulu kan wajib PCR, sekarang antigen sudah bisa dirujuk,” katanya. (ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *