AKHIRNYA kekhawatiran itu datang juga. Bu Ani, ‘’Ibunya’’ Komunitas Benteng, pemilik Warung Kopi Firman meninggal dunia. Sedih. Tepat pukul 18.00 Wita, kami semua anggota Komunitas Benteng kini menjadi ‘’yatim piatu’’. Setelah beberapa tahun lalu ditinggal Bang Firman. Suami almarhumah.
Orangnya lembut. Tutur katanya santun. Khas wanita Jawa. Dia ibu luar biasa. Perempuan yang setiap hari selama bertahun-tahun melayani dengan sabar pelanggan warung kopi Benteng. Saya salah satunya.
Terakhir ngobrol dengan almarhumah sekitar seminggu lalu. Dia banyak bertanya soal Covid-19. Maklum, di Benteng banyak pendapat bersilang sengkarut. Pro mau pun kontra. Informasinya pun berbeda-beda. Seluruhnya disimak Bu Ani.
Ada beban di hati saya. Di akhir obrolan kami, saya berjanji mencarikan Jambu Batu. ‘’Nanti aku carikan Bu. Ada di depan Indoor teman ku jual,’’ janji saya waktu itu. Sampai beliau meninggal. Jambu itu tidak pernah saya bawa. ‘’Maafkan aku Bu Ani.’’
Sebagai angota ‘’kelas pagi’’ Benteng, Saya kagum sama beliau. Terutama ketika Ia merawat Bang Firman pasca operasi tumor otak beberapa tahun lalu. Yah, Almarhum Firman mengalami buta permanen, setelah tumornya diangkat. Sejak itu, praktis Bu Ani tidak hanya menjadi istri, tapi juga perawat, sekaligus pembuat kopi.
Tidak pernah Ia lewatkan sedikit pun mendampingi suaminya. Padahal Bu Ani bukanlah perempuan yang bugar. Usia semakin menua, penyakit juga bertambah. Mulai gula darah, jantung dan tekanan darah tinggi. Tapi Ia tetap tegar.
Bahkan, Bu Ani bersama Bang Firman sempat menjalankan ibadah umrah. Sampai takdir memisahkan mereka.
Rabu (21/7/2021) pagi sekitar pukul 07.30 pagi seperti biasa saya menuju Benteng. Warung Kopi paling populer di Tarakan itu letaknya di Jalan Ronggolawe, Markoni.
Suasana hari itu sepi. Warung yang biasa buka, pagi itu tutup. Perasaan saya berubah nggak nyaman. Ternyata, sehari sebelumnya, Bu Ani masuk rumah sakit. Kondisinya semakin lemah.
Teman-teman komunitas Benteng, merasa kehilangan. Sepontan di WAG Benteng mengalir ucapan belasungkawa. Begitu terpukul. Ditinggal Bu Ani. Tapi itulah mungkin jalan terbaik buat Almarhumah. Mungkin beliau sudah ‘’kangen’’ ingin bertemu Bang Firman. Suami yang Ia cintai.
Selamat jalan Bu Ani. Kami semua merindukan mu. Rindu senyum mu, dan racikan kopi mu. (pai)