NUNUKAN – Produksi rumput laut tetap bertahan dimasa pandemi Covid-19, meskipun harga pasar kini masih naik turun. Namun di bulan Juli 2021 sudah mengalami tiga kali kenaikan harga dan saat ini ditingkat petani mencapai Rp 15.500 per kilogram.
Ketua Asosiasi Pedagang Rumput Laut Kabupaten Nunukan, Kamaruddin mengatakan, saat ini harga jual rumput laut naik turun ditingkat petani. Di bulan Juli ini sudah tiga kali mengalami kenaikan harga dengan harga tertinggi saat ini adalah Rp 15.500.
Namun yang menjadi kekurangan di Kabupaten Nunukan ini hanya kualitasnya yang susah diperbaiki, karena kadar air yang cukup tinggi sehingga terjadinya penurunan harga itu ditingkat pembeli di Makassar dan Surabaya.
“Kadar air yang tinggi di rumput laut itu buka faktor cuaca, namun dengan harganya naik seperti ini ramai pembeli di Nunukan, tidak tahu dari mana mereka datang para pengepul di tingkat petani,” kata Kamaruddin, Jumat (16/7/2021).
Melihat permasalahan itu dia menginginkan adanya satu harga dan tetap mempertahankan kualitas rumput laut. Dengan harapan kualitas rumput laut di Nunukan di buat seperti kualitas ekspor dana akan lebih baik sehingga tidak perlu lagi melalui Surabaya dan Makassar pengiriman.
“Jika kualitas ekspor ini bisa dibuat di Nunukan tidak perlu lagi melalui Surabaya dan Makassar. Kita meminta dukungan kepada pihak agar dapat memperbaiki kualitas sehingga Kabupaten Nunukan juga bisa langsung mengekspor ke negara tujuan, ” jelasnya.
Lanjut dia, pengepul rumput laut di Nunukan mengambil di tingkat petani sangat bervariasi, ini letaknya permasalahan jika ada pembeli yang baru terkadang harga di naikan, dan rumput laut yang mereka beli belum siap untuk di jual seperti mengambil dengan kering tidak cukup. “Ini sangat merusak,” tutupnya.(*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli
