Baznas: 60 Persen Sumbangan Datang Dari Milenial

Jakarta – Direktur Badan Amil dan Zakat Nasional (Baznas) Arifin Purwakananta mengatakan lebih kurang 60 persen sumbangan yang diperoleh berasal dari para milenial.

Arifin dalam sebuah diskusi daring di Jakarta, Jumat, mengatakan sumbangan yang Baznas peroleh saat ini lebih kurang dari 60 persen sumbangan yang diperoleh berasal dari milenial dan 31,9 persen dilakukan lewat digital.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2018 votes

“Artinya optimisme ini luar biasa. Dari kecil sudah memikirkan sesama. Saya rasa tugas kami mendorong zakat untuk mengajak orang menjadi orang baik,” ujar dia.

Baca Juga :  MUI: Lebaran Ketupat tidak Bertentangan dengan Islam

Ia mengaku merasa bangga karena anak-anak muda bergerak menjadi orang yang baik. Ketika gerakan zakat tumbuh, optimisme masa depan Indonesia akan bertambah baik muncul.

Arifin mengatakan walau pertumbuhan ekonomi Indonesia minus tahun 2020 lalu namun dalam catatan Baznas kedermawanan masih meningkat 25 persen. Donasi korporasi memang berkurang, tetapi orang per orang meski mengalami sedikit penurunan tetapi tetap naik.

“Kami melakukan survei kecil-kecilan kenapa bisa naik. Ternyata ada yang tidak terdampak dari pandemi. Ini luar biasa. Atau ada yang terdampak tetapi tetap bersedekah dan mereka bilang bersedekah untuk menolak bala dan sebagainya,” katanya.

Baca Juga :  Presiden Nyatakan Sikap Deeskalasi RI Hadapi Konflik Timur Tengah

Dengan bersedekah orang bisa merasa tenang dan mencari jalan keluar dari kondisi tidak menentu karena pandemi COVID-19 saat ini. Banyak testimoni dari yang bersedekah bahwa mereka para penderma mendapat keberkahan dan cerita baik, ujar Arifin.

Dalam kondisi sekarang ini, termasuk menjelang pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat Jawa dan Bali, menurut dia, penerima sumbangan dan bangsa ini harus merasa bahwa kedermawanan masyarakat Indonesia membawa manfaat sangat besar.

Laporan tahun World Giving Index 2021 yang dipublikasi the Charities Aid Foundation yang kembali mengumumkan Indonesia diurutan pertama negara dengan masyarakat paling dermawan seharusnya membuka optimisme bahwa masyarakat bisa saling membantu menyelesaikan kesulitan sendiri. Contoh zakat disalurkan pada mereka keluarga miskin yang meningkatkan daya beli mereka yang semua juga akan bermuara pada pergerakan ekonomi.

Baca Juga :  Bandara Sam Ratulangi Tutup Akibat Erupsi Gunung Ruang

“Saya kira pemerintah sudah memberikan apresiasi pada filantropi, tetapi memang mereka belum menempatkan filantropi sebagai mainstreaming pembangunan bangsa. Beda dengan negara lain yang sudah menempatkan community base untuk mengalang pembangunan,” ujar dia.(ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *