KASUS terkonfirmasi positif dari Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Utara menunjukkan terjadi peningkatan kasus dalam sepekan terakhir di Kaltara.
Jika sebelumnya kasus cenderung melandai dalam beberapa bulan terakhir, kali ini angka terkonfirmasi positif terus bertambah.
Daerah yang menunjukkan angka peningkatan cukup signifikan terjadi di Kabupaten Bulungan, Malinau, hingga Tarakan. Menyusul pula Tana Tidung dan Kabupaten Nunukan.
Dikatakan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kaltara, Agust Suwandy, kenaikan kasus di Kaltara secara persentase meningkat 35 persen dibandingkan pekan lalu.
“Tambahan kasus minggu ini dibanding sebelumnya ada kenaikan sekitar 35%. Paling tinggi memang tambahan di Bulungan, tetapi tanggal 27 Juni kemarin Malinau juga banyak penambahan,” ungkap pria yang menjabat Kabid P2P Dinas Pendidikan Provinsi Kaltara.
Bahkan, di Bulungan terdapat klaster baru dari pekerja tambang. Lebih jauh Satgas Penanganan Covid-19 Kaltara mencermati kebiasaan masyarakat Kaltara sudah mulai kendur kepatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan.
Diketahui, pemerintah terus mengkampanyekan prokes 5M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menghindari kerumunan dan Mengurangi mobilitas). Namun, di sejumlah kegiatan yang melibatkan banyak orang prokes memakai masker hingga menjaga jarak mulai ditinggalkan sebagian masyarakat.
“Kalau masalah prokes memang kami mengamati saat ini sebagian masyarakat ada yang mengabaikan prokes, antara lain tidak memakai masker saat beraktivitas di luar serta tidak menjaga jarak atau adanya kerumunan,” terang Agust.
Menyikapi mulai kendurnya sebagian masyarakat di Kaltara terhadap prokes 5M, disampaikan Agust, setiap kesempatan dan kegiatan Satgas maupun pemerintah daerah hingga TNI Polri terus mensosialisasikan patuhi prokes sehingga Kaltara bisa cepat keluar dari kondisi pandemi Covid-19.
“Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pemerintah melalui Satgas Covid-19 tak henti-hentinya melakukan sosialisasi dan penertiban prokes ke masyarakat di segala kesempatan,” ujarnya.
Bila menganalisa penambahan kasus di sejumlah tempat di Kaltara, menurut Agust, penambahan kasus di Bulungan dan Malinau didominasi dari transmisi lokal.
Namun, menilik penambahan kasus di Tarakan dan Nunukan didominasi oleh pelaku perjalanan. “Penambahan kasus yang terjadi lebih banyak transmisi lokal,” jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tarakan, dr. Devy Indriarti mengatakan penambahan kasus di Tarakan dari pelaku perjalanan dari daerah luar Kaltara. “Masih mendominasi adalah pelaku perjalanan,” ucapnya.
“Kami mengingatkan kepada masyarakat akan pentingnya mematuhi prokes tapi terpulang lagi dari mereka untuk mentaati prokes. Mudah-mudahan setelah melihat berita peningkatan kasus dimana-mana masyarakat Tarakan mulai menjaga prokesnya,” terang dr. Devi.
Soal Covid-19 varian delta yang merebak di sejumlah negara termasuk Indonesia, khusus di Kaltara dikatakan Satgas Penanganan Covid-19 Kaltara, belum ditemukan jenis ini. Sejumlah sampel dari Pekerjaan Migran Indonesia (PMI) yang pulang dari Malaysia diuji di laboratorium Balitbangkes Surabaya negatif dari Covid-19 varian delta.
“Untuk mendeteksi adanya varian baru kami sudah mengirimkan sampel WGS (Whole Genum Sequencing), sebelumnya kami ada mengirim 20 sampel PMI ke Litbangkes namun tidak ditemukan varian baru, minggu lalu kami kirim lagi 32 sampel ke litbangkes, hasilnya masih ditunggu,” ujar Agust.
Menyinggung soal penerapan PPKM Mikro di Kaltara, ditambahkan Jubir Satgas Covid-19 Kaltara ini, PPKM Mikro sudah mulai diterapkan di Kaltara, karena semua provinsi wajib menerapkan PPKM Mikro. Namun realisasinya belum bisa keseluruhan wilayah dan masih belum optimal.
“Kebijakan PPKM Mikro jika diterapkan sebagaimana mestinya maka akan sangat membantu dalam pengendalian Covid-19 hingga ke tingkat RT. Namun saat ini masih perlu optimalisasi dalam penerapan PPKM Mikro tersebut,” tuturnya.(*)
Reporter: Ramli
Editor: Nicky Saputra