Listrik untuk Kaltara

DEWASA ini listrik merupakan kebutuhan primer umat manusia. Bagaimana tidak, setiap aktifitas manusia selalu berhubungan dengan listrik dari pekerjaan rumah tangga hingga perkantoran karena menggunakan elektronik. Sehingga keberadaan listrik tak dapat dipisahkan dari keseharian manusia. Terlebih di Kalimantan Utara (Kaltara) listrik menjadi pekerjaan rumah (PR) terbesar agar seluruh wilayah teraliri listrik 24 jam.

Di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) melingkupi empat kabupaten dan satu kota sebanyak 61,41 persen desa dan kelurahan telah teraliri listrik PLN dengan jumlah desaJumlah desa 482. Ada yang memanfaatkan listrik PLN dan non PLN. Berdasarkan data dari PLN UP3 Kaltara, desa dan kelurahan yang teraliri listrik di Kaltara sebanyak 296. Sementara untuk desa dan kelurahan yang teraliri listrik non PLN sebanyak 186.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1567 votes

Menilik di Kota Tarakan, dari 20 kelurahan semuanya teraliri listrik dari PLN. Sehingga secara persentase mencapai 100 persen. Di Kabupaten Bulungan, dari 81 desa sebanyak 69 desa teraliri listrik dari PLN dan 12 desa lainnya memanfaatkan listrik non PLN. Secara persentase sekitar 85,195 persen rasio desa berlistrik milik PLN.

Di Kabupaten Nunukan, dari 240 desa yang ada sebanyak 130 desa teraliri listrik dari PLN sedangkan 110 desa menggunakan listrik non PLN. Secara persentase 54,17 persen desa di Nunukan menikmati listrik dari PLN.

Perkembangan listrik PLN di Kabupaten Malinau hingga saat ini sekitar 47,71 persen menikmati listrik dari PLN. 52 desa telah teraliri listrik PLN dan 57 desa lainnya masih non PLN. Untuk Kabupaten Tana Tidung, dari 32 desa sebanyak 25 desa telah teraliri listrik dari PLN dan 7 desa lainnya masih non PLN. Secara persentase sekitar 78,13 persen telah menjadi pelanggan PLN.

“Ada 186 Desa di Kalimantan Utara yang belum menikmati listrik PLN yaitu 12 Desa di Bulungan, 110 Desa di Nunukan, 57 Desa di Malinau dan 7 Desa di Tana Tidung,” ungkap Manager PT PLN Persero UP3 Kaltara, Suparje Wardiyono, ST, M.Sc, IPM.

Pembangunan kelistrikan untuk desa yang belum berlistrik dilaksanakan oleh PT PLN Persero Unit Pelaksana Pembangunan Ketenagalistrikan (UP2K) Kalimantan Utara. Pada Mei-Desember 2021 diperkirakan akan ada penambahan 27 Desa berlistrik se Kalimantan Utara. Upaya PLN agar semua desa se Kaltara terang benderang bukan tanpa kendala.

“Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan akses transportasi darat, sungai, laut maupun udara. Tantangan kondisi geografis, kondisi sarana jalan yang belum memadai, pemukiman desa yang tersebar, perijinan untuk masuk jalur Jaringan Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah, jarak dari kelistrikan eksisting jauh, penyiapan anggaran untuk program listrik desa,” ujarnya.

Usaha yang dilakukan PLN terkait kendala tersebut adalah untuk keterbatasan akses darat, sungai, laut dan udara dengan berkoordinasi ke semua stakeholder terkait, untuk perijinan berkoordinasi dengan pemilik lahan serta didukung oleh pemerintah desa, pemerintah camat dan pemerintah kabupaten,dan juga pendekatan kepada swasta atau masyarakat yang lahannya dilewati jaringan atau tanamannya terkena pemotongan/perabasan pohon. “Untuk anggaran program listrik desa berkoordinasi dengan PLN Pusat secara bertahap penyelesaian program listrik desa,” jelasnya.

Dibeberkan Suparje, jumlah Pelanggan PLN se Kabupaten dan kota di Kaltara 160.789 pelanggan PLN. Paling banyak di Tarakan sebanyak 61.705 pelanggan hingga sekarang. Menyusul di Nunukan 39.408 pelanggan. Di Bulungan 38.742 pelanggan. Selanjutnya Malinau 15.318 pelanggan dan KTT 5.616 pelanggan. Diakui Suparje, daya yang dimiliki PLN cukup menopang kebutuhan pelanggan PLN di Kaltara.

“Dengan total sebanyak 160.789 pelanggan se Kalimantan Utara didukung oleh kecukupan daya mampu pembangkit dan dibandingkan dengan beban puncak,” terangnya.

Awal 2021, sejumlah desa sudah teraliri listrik selama 24 jam semula desa tersebut hanya 12 jam menikmati listrik. Karena melihat kecukupan daya pembangkit Unit Listrik Desa tersebut. Menurut Suparje baru tahun ini dapat terealisasikan, lantaran ketersediaan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan interkoneksi dengan Sistem Grid 20 kV yang lebih besar.

Unit Listrik Desa yang ditingkatkan operasi dari 12 Jam menjadi 24 jam yaitu Unit Listrik Desa (ULD) Sei Menggaris pada 24 Februari 2021 yang terletak di Desa Tabur Lestari, Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan melayani Desa Tabur Lestari dan Desa Sri Nanti, Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan.

Kemudian Unit Listrik Desa (ULD) Sekatak Buji pada 17 Maret 2021 yang terletak di Desa Sekatak Buji, Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan melayani Desa Sekatak Buji dan Desa lain di Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan.

Unit Listrik Desa (ULD) Long Peso pada Rabu 17 Maret 2021 yang terletak di Desa Muara Pangean, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan Desa Muara Pangean, Desa Long Bia, Desa Long Peso dan Desa Long Lesan, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan.

Dalam upaya memaksimalkan keandalan listrik di Kaltara, apa saja langkah yang dilakukan PLN saat ini, dikatakan Suparje, upaya dalam menjaga keandalan dan kontinyuitas pasokan tenaga listrik diantaranya menjaga kesiapan Daya Mampu Pembangkit PLN , Pembangkit Sewa serta Pembangkit Ekses Power.

“Menjaga kesiapan pasokan energi primer yaitu Bahan Bakar Minyak BBM dan Pasokan Gas Pipa dari Penyedia Gas. Menjada Keandalam Jaringan Tegangan Menengah 20 kV dengan melakukan inspeksi rutin dan non rutin serta melakukan pemeliharaan berkala,” jelasnya.

Lanjutnya, melakukan evalasi proteksi dan defense scheme system kelistrikan. Mempersiapkan jalur penyulang alternatif atau cadangan untuk jalur prioritas dan jalur pelanggan premium dan untuk kondisi siaga dipersiapan  cadangan berupa Uninteruptible Power Supply (UPS), Genset Cadangan, Unit Gardu Bergerak (UGM) , dan Unit Kabel Kubikel Bergerak (UKKB).

PLN UP3 Kaltara memiliki target penambahan pelanggan baru untuk tahun sebesar 9.800 pelanggan. Suparje menambahkan, Kaltara terdiri Daratan Kalimantan dan Pulau seperti Tarakan, Nunukan, Sebatik , Bunyu, dan lain-lain kondisi ini menjadi tantangan untuk menjaga pasokan tenaga listrik.

“Dengan menyiapkan kecukupan pembangkit isolated pada system tersebut seperti Sistem Tarakan di Pulau Tarakan, Sistem Bunyu di Pulau Bunyu, juga dengan melakukan Interkoneksi seperti Sistem Interkoneksi 20 kV antara Sebaung, Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik dengan dihubungkan dengan Kabel Laut 20 kV (pasokan terjaga), ” pungkasnya.

Sementara itu, pembangunan jaringan transmisi PLN direncakan akan sampai ke Provinsi Kaltara. Disampaikan Suparje, untuk Pembangunan Jaringan Transmisi mengacu kepada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN Tahun 2019-2028 yang dikerjakan oleh PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan (UIP) Kalimantan Bagian Timur berkedudukan di Balikpapan yang mempunya Unit Pelaksana Pembangunan Pembangkit dan Jaringan Kalimantan Bagian Timur berkedudukan di Berau, Kalimantan Timur.

Untuk pembangkit listrik yang dimanfaatkan PLN di Kaltara, pembangkit di Sistem Tarakan 65% berasal dari Gas dan 35% berasal dari BBM. Sedangkan Sistem Tanjung Selor 100% dari BBM ditambah dengan Ekses Power PLTU dan PLTUG Berbahan Bakar Biomassa dan batubara. Sedangkan Sistem Nunukan 75% dari BBM dan 25% dari Gas.

“Untuk Sistem Malinau dan Sistem Tidang Pale 100% BBM. Apabila terjadi gangguan Gas dilakukan backup pembangkit berbahan bakar BBM. Untuk pengelolaan Pembangkit besar di Kalimantan Utara dan Kabupaten Berau oleh PT PLN Persero Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkit Tarakan,” ungkap Suparje. (ram/kik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *