Usai Tenaga Pendidik, Pemkot Tarakan Akan Sasar Vaksinasi ODGJ dan Disabilitas

TARAKAN – Program vaksinasi Covid-19 nasional yang digagas pemerintah pusat secara perlahan terus berjalan. Satu per satu kelompok masyarakat mulai mendapatkan suntikan vaksin demi menurunkan risiko terinfeksi Covid-19 dan mengalami gejala yang parah.

Diawali dari Presiden dan sejumlah jajarannya pertengahan Januari lalu, kemudian bergerak ke tenaga kesehatan, tenaga pendidik, jurnalis, pelaku usaha, kini para penyandang disabilitas termasuk pengidap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) pun mendapat giliran.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1540 votes

Sama halnya di daerah, Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan kini mulai menyasar penyandang disabilitas dan ODGJ yang masih dalam proses pendataan. Hal ini dilakukan seiring tahap vaksinasi bagi tenaga pendidik hampir mencapai seluruh sasaran.

Baca Juga :  Dishub Kaltara Laksanakan Kegiatan Inspeksi Keselamatan Kendaraan Bermotor

“Ya masih proses pendataan, kita masih lihat datanya dan melakukan pendataan dulu. Karena baru saja disampaikan ke pemerintah bahwa akan melakukan ini,” ujar Jubir Satgas Percepatan Penanganan Covid-19, dr. Ika Devi Indriarti kepada benuanta.co.id, Jumat (11/6/2021).

Kata Devi, Satgas Covid-19 Tarakan selalu siap untuk melakukan vaksinasi kepada siapa saja. Termasuk disabilitas dan ODGJ. Namun, dengan syarat bahwa ODGJ harus dipastikan dapat dikontrol atau setidaknya rutin mengkonsumsi obat dari RSJ. Sedangkan untuk disabilitas, Devi menuturkan lebih mengutamakan disabilitas yang berusia 18 tahun ke atas untuk disuntik vaksin.

Baca Juga :  Pertamina Tambah Kuota BBM dan LPG untuk Kebutuhan Ramadan hingga Lebaran

“Nanti kalau yang belum bisa dikontrol dia jalan-jalan bagaimana bisa disuntik. Jadi pastilah yang tidak membahayakan keselamatan daripada yang melakukan vaksinatornya. Jangan sampai ODGJ-nya tidak kooperatif, nanti banyak lagi orang yang pegangin,” katanya.

Pelaksanaan penyuntikannya sendiri, Satgas Penanganan Covid-19 akan melakukan di fasilitas kesehatan.

“Karena kalau kita lakukan di massal, kita tidak bisa prediksi nanti dia dapat nomornya jauh marah-marah lagi, kasihan kan kalau harus menunggu. Terus kalau mau didahulukan, kita mau kasih nomor berapa gitu kan. Kemarin (vaksinasi massal) saja banyak orang jadi susah juga, makanya lebih baik di fasilitas kesehatan saja,” tukasnya.(*)

Baca Juga :  Baznas Kaltara Siapkan 18 Ton Beras untuk Mustahik

Reporter : Yogi Wibawa
Editor: M. Yanudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *