BMKG: Fenomena Blood Moon Bisa Terlihat dari Tarakan

TARAKAN – Gerhana Bulan merupakan peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tarakan, Raiina mengatakan, gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar. Hal ini membuat Bulan masuk ke umbra Bumi.

“Akibatnya, saat fase totalitas gerhana terjadi Bulan akan terlihat kemerahan dan gerhana total juga disebut Blood Moon,” ujarnya kepada benuanta.co.id, Selasa (25/5/2021)

Dijelaskan Raiina, pada tahun 2021 terjadi 4 (empat) kali gerhana, yaitu 2 (dua) kali gerhana Matahari dan 2 (dua) kali gerhana Bulan.

Baca Juga :  Ratusan Personel Kepolisian Siap Amankan Kampanye Akbar di Pilwali Tarakan

“Gerhana Bulan Total (GBT) 26 Mei 2021 yang dapat diamati dari Indonesia dan Gerhana Matahari Cincin (GMC) 10 Juni 2021 yang tidak dapat diamati dari Indonesia,” terangnya.

“Gerhana Bulan Sebagian (GBS) 19 November 2021 yang dapat diamati dari Indonesia dan Gerhana Matahari Total (GMT) 4 Desember 2021 yang tidak dapat diamati dari Indonesia,” tambahnya.

Dengan membandingkan jarak Bumi-Bulan dan kejadian Gerhana Bulan Total pada 26 Mei 2021, dapat diketahui bahwa waktu puncak gerhana ini terjadi hanya 9 jam 28 menit dari sejak Bulan berada di perige.

Karena itu, gerhana ini dapat disebut sebagai gerhana bulan total perige atau dikenal pula sebagai Super Blood Moon, mengingat saat fase totalitas Bulan akan terlihat kemerahan.

Baca Juga :  Kasus Kejahatan di Perairan Tarakan Sepanjang Tahun 2024 Menurun

Pada puncak gerhananya, di sebagian besar wilayah Indonesia posisi Bulan dekat dengan horizon di bagian Timur sehingga memungkinkan pengamat untuk dapat mengabadikan kejadian gerhana ini dengan latar depan bangunan yang bersejarah atau ikonis.

Gerhana bulan total perige sebelumnya yang teramati di Indonesia terjadi pada 31 Januari 2018. Adapun gerhana bulan total perige yang akan datang yang dapat diamati lagi di Indonesia akan terjadi pada 8 Oktober 2033.

Fase-fase (proses) Gerhana Bulan Total yang akan terjadi tanggal 26 Mei 2021 adalah:

– Gerhana mulai (P1) : tidak akan dapat diamati dari wilayah Tarakan
– Gerhana Sebagian mulai (U1) : tidak akan dapat diamati dari wilayah Tarakan
– Gerhana Total mulai (U2) : dapat diamati di wilayah Tarakan pukul 19.09.21 WITA
– Puncak Gerhana (Puncak) : dapat diamati di wilayah Tarakan  pukul 19.18.43 WITA
– Gerhana Total berakhir (U3) : dapat  di wilayah Tarakan diamati pukul 19.28.05 WITA
– Gerhana Sebagian berakhir (U4) : dapat diamati  di wilayah Tarakan  pukul 20.52.48 WITA
– Gerhana berakhir (P4) : dapat diamati pukul 21.51.14 WITA

Baca Juga :  Belasan Jukir Liar di Tarakan Diamankan Tim Saber Pungli

Reporter : Matthew Gregori Nusa
Editor : Ramli

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Calon Pemimpin Kaltara 2024-2029 Pilihanmu
{{ row.Answer_Title }} {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *