NUNUKAN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Nunukan memastikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akan dimulai setelah guru di Nunukan telah mengikuti program vaksinasi Covid-19.
Kepala Bidang Pembinaan SD dan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nunukan, Widodo,S.PKP,M,Si mengatakan dari 21 kecamatan yang ada di Nunukan, 10 kecamatan diizinkan untuk melaksanakan Sekolah Tatap Muka (STM) . 10 kecamatan ini terbagi dalam 3 wilayah.
10 kecamatan yang melaksanakan STM yakni di kecamatan Lumbis, hulu, Pansiangan, Ogong, kecamatan Sembakung Atula, dan limanya ada di kecamatan Krayan.
Untuk wilayah yang belum melaksanakan STM masih menunggu progres vaksinasi. Tidak menutup kemungkinan di Nunukan maupun di Sebatik juga para guru mendapatkan vaksinasi maka akan dibuka sekolah tatap muka.
“Hingga saat ini progres vaksinasi ini belum semuanya dilakukan, baik itu di sekolah Tingkat Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP),” kata Widodo, Senin (24/5/2021).
Lebih lanjut Widodo menjelaskan, dalam penentuan sekolah mana yang bisa disetujui dimulai dari penetapan zona wilayah terlebih dahulu yakni kecamatan, baru dilihat sekolah yang ada di kecamatan.
“Kecermatannya dulu disetujui setelah itu sekolah yang ada di kecamatan diverifikasi, identifikasi mana yang layak dan tidak,” jelasnya.
Tingkat penyebaran Covid-19 di Nunukan dan Sebatik cukup tinggi, walaupun STM bisa saja dibuka namun Disdikbud Nunukan memberikan kewenangan kepada sekolah, dan dinas kesehatan untuk memberikan rekomendasi.
“Kita buka dulu sekolahnya, jika ditemukan kasus maka sekolah tersebut akan ditutup sementara waktu, maka akan dilakukan kembali pembelajaran dari rumah (BDR). Sedangkan STM ini dilakukan sangat terbatas, baik itu dari sisi waktu, jumlah peserta didik dalam ruangan dan mata pelajaran,” terangnya.
Pembelajaran STM ini sangat terbatas, jika siswanya 30 orang maka akan dibagi menjadi dua yakni 15 orang dalam satu kali pertemuan. 1 pelajaran normalnya dua jam maka akan dikurangi menjadi 1 jam. Dalam 1 Minggu kemungkinan hanya 3 kali siswa hadir ke sekolah.
Dikatakan Widodo ini sekolah yang akan menentukan metode mana akan dipilih nantinya, sambil melihat kondisi penyebaran Covid-19.
“Pelajaran tatap muka bisa dilaksanakan setelah dialkukan vaksinasi, terutama di wilayah Nunukan dan Sebatik. Untuk wilayah tiga akan kita lihat perkembangannya seperti apa nantinya,” pungkasnya.(*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli