KETAHANAN bahan pangan selama ramadan dan Indulfitri 1442 H merupakan salah satu pekerjaan rumah (PR) yang selalu dijalankan pemerintah di Kalimantan Utara (Kaltara). Ketersediaan 11 bahan pangan seperti beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging kerbau, telur ayam ras, minyak goreng, dan gula pasir merupakan PR besar pemerintah provinsi. Sebab, jika diantara stok tersebut alami kekurangan maka bisa dipastikan memicu inflasi dibeberapa daerah di Kaltara.
JELANG Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah merupakan momen di mana masyarakat muslim berbelanja kebutuhan pokok dengan jumlah besar. Ketersediaan bahan pangan menjadi kunci dalam menjamin keperluan masyarakat Kaltara baik salama ramadan hingga usai lebaran. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara pastinya tak ingin kecolongan dengan stok bahan pangan tersebut, terlebih peningkatan ini akan terjadi serentak di Indonesia bahkan negara tetangga, Malaysia.
Posisi Kaltara yang masih bergantung dengan ketersediaan bahan pangan dari luar daerah seperti Pulau Jawa dan Sulawesi tentu menjadi tantangan bagi Pemprov Kaltara. Namun begitu, beberapa tahun terakhir pemerintahan Kaltara masih menjaga dengan baik kebutuhan pangan dengan perhitungan yang tepat. Meski masih dalam situasi pandemi Covid-19, Pemprov Kaltara telah mengambil langkah tepat dengan berkoordianasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di Kaltara.
Namun begitu, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tarakan memprediksi ramadan menjadi bulan inflasi pertama di tahun 2021. Kepala BPS Tarakan, Imam Subarmaji menjelaskan harga ayam potong menjadi pemicu inflasi di bulan April lantaran mengalami kenaikan disusul dengan harga tiket pesawat memasuki bulan ramadan yang menunjukkan adanya kenaikan. Meski tak terlalu signifikan, namun harga tiket pesawat tersebut cukup mendukung adanya inflasi perdana di tahun 2021.
Meskipun masa pandemi Covid-19 sudah berlangsung sejak tahun 2020 silam, bulan ramadan tetap menyumbangkan dampak yang cukup signifikan tiap tahunnya. Tahun 2020 di bulan April, Kota Tarakan mengalami inflasi sebesar 0,20 dengan situasi yang sama di mana 3 bulan pertama terjadi deflasi secara terus menerus.
“Dari bulan Januari, Februari, dan Maret mengalami deflasi, tahun 2020 juga demikian,” tukasnya.
Perhitungan tahun ke tahun tersebut, peran bulan ramadan dianggap cukup baik dalam meningkatkan laju inflasi. Oleh karena itu, bulan April kali ini juga diprediksi akan jadi inflasi pertama di tahun 2021.
“Harga tiket sudah dalam posisi paling rendah jadi tinggal ke arah kenaikan, tanda peningkatan sudah terlihat. Daging ayam dan tiket pesawat merupakan dua komoditas yang aktif mempengaruhi inflasi Kota Tarakan,” tuturnya.
Dilanjutkannya, BPS juga memantau 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional. Hasilnya, sebanyak 58 kota mengalami inflasi dan 32 kota lainnya mengalami deflasi selama Maret 2021. Inflasi tertinggi terdapat pada kota Jayapura sebesar 1,07 persen dan inflasi terendah terdapat pada kota Banjarmasin sebesar 0,01 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi terdapat pada kota Bau-Bau sebesar -0,99 persen dan deflasi terendah terdapat kota Palopo sebesar -0,01 persen. Diterangkan Imam Kota Tarakan pada bulan Maret 2021 terjadi Deflasi sebesar -0,19 persen, deflasi tahun kalender sebesar -1,05 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 0,89 persen.
“Deflasi di Kota Tarakan dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar -0,84 persen, kelompok transportasi sebesar -0,83 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar -0,12 persen dan kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar -0,08 persen,” ujarnya.
Sementara kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, kelompok kesehatan, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, kelompok pendidikan sebesar dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan.
“Tarakan bulan Maret mengalami deflasi, jadi selama 2021 Januari, Februari dan Maret deflasi terus, pengaruh pertama harga tiket pesawat yang mengalami rata-rata perubahan harga menurun,” terangnya.
Pada bulan Maret 2021, Kota Tarakan terjadi deflasi sebesar -0,19 persen, deflasi tahun kalender -1,05 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 0,89 persen. Sementara itu, untuk bulan Maret 2020 terjadi deflasi sebesar -0,46 persen, deflasi tahun kalender sebesar -0,79 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar -0,02 persen. Untuk bulan Maret 2019 terjadi deflasi sebesar -0,63 persen, inflasi kalender sebesar 0,30 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 4,74 persen.
“Transportasi udara adalah salah satu kebutuhan vital masyarakat Tarakan, jadi bobot pengaruh terhadap inflasi pastinya sangat tinggi dan sangat mempengaruhi laju inflasi Kota Tarakan,” terangnya.
Adanya prediksi inflasi pada April sekaligus menjadi inflasi pertama pada tahun 2021 itu menjadi pertanda tingginya kebutuhan masyarakat Kaltara terhadap bahan pangan yang memicu inflasi. Tingginya ketergantungan terhadap bahan pangan itu tak menutup kemungkinan akan terus terjadi hingga H-1 Idulfitri 1442 H.
Mengenai hal itu, Pemprov Kaltara sudah memastikan ketersediaan komoditi bahan pokok bagi warga Kaltara selama ramadan hingga setelah hari raya Idulfitri 1442 H. Hal itu diterangkan Gubernur Kaltara, Drs. H. Zainal Arifin Paliwang SH M.Hum usai menggelar rapat koordinasi (rakor) lintas sektoral yang bertajuk Hari Kesiapsiagaan Bencana, Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan Persiapan Hari Raya Idulfitri 1442 hijriah, pada Selasa (27/4) lalu.
“InsyaAllah untuk ketersediaan kebutuhan sembako di Kaltara tahun ini aman hingga perayaan lebaran Idulfitri nanti,” kata Gubernur Zainal.
Menjamin ketersediaan bahan pangan tersebut, ia berharap harga kebutuhan pokok menjelang Idulfitri tidak terjadi kenaikan yang signifikan seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau yang sudah-sudah ‘kan harga kebutuhan pokok itu naik hingga puluhan persen, kalau tahun ini dari Bulog siap membantu dan meyakinkan agar harga sembako tidak meroket jauh, kita juga berharap harga sembako ini tetap stabil,” tuturnya.
Tak hanya masalah sembako, gubernur juga mengaku optimistis kebutuhan primer dan sekunder lainnya seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), gas dan pasokan listrik bagi masyarakat Kaltara tetap aman hingga hari raya nanti.
“Yang paling penting itu masalah listrik. Jadi kita harap tidak terjadi pemadaman listrik ketika masyarakat merayakan hari raya Idulfitri,” harapnya.
Mengenai PPKM, lanjut gubernur, Pemprov Kaltara akan terus melakukan pengawasan terhadap aktivitas keluar masuk orang. Khususnya di daerah perbatasan antardaerah maupun negara seperti di Kabupaten Nunukan dan Bulungan.
“Khusus keluar masuknya orang kita minta diperketat, jika perlu dalam pengawasan keluar masuk orang harus ada tim kesehatan untuk melakukan tes swab terhadap orang yang keluar masuk Kaltara,” tegasnya.
Gubernur Zainal juga mengintruksikan kepada para Bupati dan Walikota di Kaltara agar dapat melakukan persiapan PPKM di daerahnya masing-masing. Hal ini guna meminimalisir peningkatan kasus penyebaran Covid-19 di Kaltara.
“Kita ingin menekan penyebaran Covid-19 di Kaltara tidak meningkat, makanya kita minta para Bupati dan Walikota di Kaltara segera melakukan persiapan PPKM jelang lebaran,” pintanya. (mat/ram/kik)