Dialog Publik Melawan Radikalisme, Hadirkan Eks Napi Teroris Jaringan MIT

TARAKAN – Melawan intoleransi, radikalisme dan terorisme merupakan semangat cinta tanah air yang mengakar hingga ke Provinsi Kalimantan Utara. Untuk itu, BEM Nusantara Kalimantan Utara menggelar Dialog Publik yang langsung mendatangkan Eks Napi Teroris di Hotel Lotus Panaya pada Senin, 25 April 2021.

Bertemakan Upaya Memahami dan Menangkal Radikalisme, Terorisme Serta Intoleransi, agenda ini menghadirkan narasumber Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kaltara, Datu Iskandar Zulkarnaen dan Eks Napi Teroris perakit bom dari jaringan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Arif Budi Setyawan.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2018 votes

Dalam penyampaiannya, Arif menegaskan tantangan masa kini yakni radikalisasi online yang dimana menyasar generasi muda dan berlangsung secara masih berkelanjutan.

Baca Juga :  Persetujuan Pembentukan Pengadilan PHI dan Tipikor Kaltara Agustus Ini?

Untuk itu, dirinya yang pernah tergabung dalam kelompok radikal itu menyatakan sebaiknya pembelajaran agama dan keyakinan perlu adanya pendamping di dunia nyata, baik itu keluarga, tenaga pendidik dan pemuka agama.

“Untuk memahami agama tidak bisa hanya beracuan pada internet. Perlu adanya pendampingan dari tokoh agama dan orang terdekat. Kalau hanya dari internet bisa jadi hanya versi pemahaman sendiri,” ucap pria yang pernah mendekap tahanan selama 4 tahun itu.

Baca Juga :  Alat Tangkap Mini Trawl, DKP Kaltara: Sesuaikan Zona Penangkapan

Kata Arif, awalnya kelompok radikal itu berkomunikasi dengan sasarannya sambil menganalisis apa yang menjadi karakter dan kebutuhan sasarannya, kemudian secara perlahan dimasukkan paham-paham menyesatkan tersebut yang berujung pada intoleransi dan aksi teror.

Selama dialog berlangsung, antusias peserta yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa terlihat baik dalam bertukar pikiran.

Namun begitu, sebagai penyelenggara kegiatan tersebut, Koordinator BEM Nusantara Kalimantan Utara, Muhammad Nur Arisan beberkan alasannya untuk mengadakan kegiatan bermanfaat ini.

Baca Juga :  Sosek Malindo Bertujuan Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat di Wilayah Perbatasan

“Kita merasakan dampak aksi teror yang terjadi beberapa waktu lalu di depan Gereja Katedral Kota Makassar berlanjut ke kejadian di depan Mabes Polri. Artinya kita tidak menginginkan hal itu terjadi di Kalimantan Utara,”ungkap mahasiswa yang akrab disapa Aris kepada awak media.

“Maka itu untuk mencegahnya kita sebagai mahasiswa dan generasi muda patut merajut simpul kebangsaan dan menguatkam pemahaman dasar negara Pancasila melalui diskusi tukar pikiran seperti ini,” tukasnya.(*)

Reporter: Kristianto Triwibowo
Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *