TARAKAN – Sebagai generasi penerus Kabupaten Malinau, Perhimpunan Mahasiswa Kabupaten Malinau Kota Tarakan (PMKM-KT) akui terus mengawal kejadian pencemaran Sungai Malinau.
Ketua PMKM-KT, Ridwan mengakui bahwa pihaknya menginginkan semua elemen masyarakat turut mendukung penanganan Sungai Malinau yang sudah berjalan dengan baik, yang ditangani PT Kayan Putra Utama Coal (KPUC).
Beredarnya informasi yang menunjukkan Sungai Malinau kembali tercemar akibat tambang dan menyebabkan keruhnya air berwarna seperti ‘Kopi Susu’. Hal itu menuai tanggapan yang berbeda dari Mahasiswa Universitas Borneo Tarakan tersebut.
“Kemarin itu hujan deras dengan waktu yang lumayan lama, sehingga menyebabkan sungai keruh secara natural. Itu sudah lazim ketika hujan deras pastilah sungai terdampak juga baik warna dan lainnya. Saya kira tidak ada pencemaran dan keluhan masyarakat,” ujarnya pada Senin, 26 April 2021.
Menurut Ridwan, yang beberapa waktu berkunjung ke daerah asalnya menyatakan tidak ada keluhan masyarakat akibat dampak pencemaran itu. Karena baginya hal itu sudah ditangani oleh pemerintah setempat dan perusahan terkait.
“Dampak keruhnya air pasca jebolnya tanggul perusahaan terjadi hanya sehari pasca kejadian. Setelah itu semua baik-baik saja, apalagi kalau cepat ditangani,” terang Ridwan.
“Kami berharap kejadian ini tak terulang kembali dan sebaiknya semua pihak sama-sama menciptakan kerja sama untuk menjaga kelestarian lingkungan,” sambungnya saat ditemui benuanta.co.id.
Selain itu, Ketua PMKM-KT menegaskan persoalan ini jangan digiring ke ranah kepentingan tertentu tetapi sebaiknya adanya keseriusan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, terkait status Facebook Deddy Yevri Sitorus yang sempat dipersoalkan Garuda Kaltara, dan status Facebook terbarunya yang menyebutkan sungai Malinau berwarna “Kopi Susu” hingga saat ini Deddy Sitorus enggan berkomentar.
“No comment,” singkatnya ketika diminta konfirmasi oleh benuanta.co.id. (tim)