Panen Padi Mulai Meningkat, Bupati Bulungan Pikirkan Pemasarannya

ASN BULUNGAN DIIMBAU KONSUMSI BERAS LOKAL

TANJUNG SELOR – Ratusan hektare lahan di Kabupaten Bulungan yang tersebar di beberapa kecamatan dijadikan kawasan food estate. Ini untuk penunjang kebutuhan pangan tak hanya di Bulungan, tapi juga kabupaten kota lainnya.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1590 votes

Salah satu wilayah penunjang beras di Bulungan adalah Desa Sajau Hilir, Kecamatan Tanjung Palas Timur. Kata dia, dalam 1 hektarenya sudah dapat menghasilkan 5 ton beras, padahal sebelumnya tidak sampai dalam angka itu.

“Desa Sajau Hilir itu bisa tembus dalam 1 hektare dalam bentuk beras itu sebanyak 5 ton, sementara dulu hanya mengandalkan sistem perluasan wilayah pertanian belum mencapai angka itu,” jelas Bupati Bulungan Syarwani kepada benuanta.co.id, kemarin.

Baca Juga :  Gubernur Koordinasikan Ekstra Flight Khusus Mudik Lebaran 

“Tapi kalau kita intensifkan dengan pola pertanian modern yang mendapatkan bimbingan pemerintah yang diberikan pupuk, pemanfaatan bibit dan sebagainya, maka bisa menaikkan jumlah produksinya,” sambungnya.

Syarwani mengatakan, lahan sawah di Desa Sajau Hilir ini bukan bentuk program lagi menjadi lahan pengembangan, tapi sudah menjadi lahan produktifitas. Pihaknya pun mendorong beras lokal ini agar mendapatkan perhatian semua orang.

“Makanya muncul produk beras Enggang itu dengan sumber bibit namanya Cimelati, kalau gabah itu 7 ton maka berasnya menjadi 5 ton. Bahkan di sana sudah berbentuk kemasan ada 5 kilogram ada 10 kilogram,” sebutnya.

Baca Juga :  Pertamina: Stok dan Penyaluran BBM, LPG serta Avtur Aman di Kaltara 

Walaupun hasil melimpah, satu kendala yang dihadapi petani yakni kurangnya pemasaran. Sehingga dirinya mengambil satu kebijakan, untuk setiap pegawai negeri sipil (PNS) di lingkup Pemkab Bulungan agar mengomsumsi beras lokal.

“Terkait pemasarannya, saya lagi merumuskan dengan Dinas Pertanian dan Sekda, saya utamakan dikonsumsi di pegawai negeri dulu, kita ingin jadikan PNS ini jadi pelaku utama dalam penyerapan beras petani yang ada di Kabupaten Bulungan,” paparnya.

Dia mengandaikan, jika seluruh PNS di Pemkab Bulungan di 10 kecamatan belum mampu mengomsumsi beras petani ini, maka minimal PNS Tanjung Selor dulu. “Kita sudah teken bentuk kebijakan daerah berupa keputusan bupati. Ini bisa membantu petani kita karena persoalan petani di Sajau hari ini produksi 5 ton per hektare ini kemana jualnya. Salah satu pangsa pasar pastinya itu konsumsi dari ASN,” ujarnya.

Baca Juga :  Baznas Kaltara Siapkan 18 Ton Beras untuk Mustahik

Dia menjelaskan, soal mutu memang kalah dengan beras yang menggunakan teknologi yang ada di pasaran. Tapi dari sisi kualitas alami beras dan bibitnya tidak kalah dengan daerah lain. “Bahkan beras dari Sajau Hilir ini tidak mengandung bahan pengawet, beras yang diproduksi ini tahan sampai 3 bulan tanpa pengawet dan tanpa pemutih,” pungkasnya. (*)

 

Reporter: Heri Muliadi
Editor: M. Yanudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *