Mahasiswi UGM asal Kaltara Ciptakan Sabun Organik Berbahan Buah Alpukat

TANJUNG SELOR – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak 2020 lalu, ternyata tidak menghalangi mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) asal Kalimantan Utara (Kaltara) menciptakan hasil karya ke masyarakat desa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Seperti yang dilakukan Mahasiswi Fakultas Kedokteran UGM asal Kaltara, Elenvia Firsty Karno melalui program kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Desa Ngoro’oro Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Dia membagikan pengalamannya secara daring tentang pembuatan sabun organik berkualitas dengan bahan dasar buah alpukat dan minyak alpukat.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1946 votes

Ia juga membagikan booklet dan video mengenai manfaat dan pembuatan minyak alpukat sebagai produk yang dapat dikonsumsi maupun sebagai produk kesehatan topikal. Program ini juga mendukung program sebelumnya karena dapat digunakan dalam pembuatan sabun organik.

Baca Juga :  Selama Febuari Jumlah Penumpang Angkutan Laut Capai 11.765 Orang
PROSES: Elenvia Firsty Karno memperlihatkan proses pembuatan sabun organik terbuat dari buah Alpukat.

“Saya juga membagikan video prosedur pembuatan sabun alpukat dan booklet berisi materi terkait, dengan harapan warga mendapatkan gambaran besar dari pembuatan sabun organik berbahan alpukat. Untuk sesi daring berlangsung selama hampir 50 menit, berisi penjelasan mengenai manfaat, bahan, peralatan, hingga langkah-langkah pembuatan sabun organik. Warga pun cukup antusias bertanya. Tips pembuatan dan penjualan sabun organik ini juga saya bagikan,” ungkapnya, Sabtu (24/4/2021)

Dijelaskannya, visi Desa Ngoro’oro menjadi sentra buah alpukat beberapa tahun mendatang,  dengan tema unit terkait pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan ekowisata. Mahasiswa KKN-PPM UGM yang bertugas di Desa Ngoro’oro dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi, S.S., M.A., M.M., C.H.E. Fokus pada program kerja seperti pengadaan bibit, sosialisasi mengenai hukum, ekonomi, dan kesehatan terkait perkebunan alpukat, hingga pelatihan pengolahan alpukat menjadi produk usaha. Sabun organik yang ia buat itu kini menjadi bisnis kecilnya dengan nama Avanee.

Baca Juga :  Perekaman e-KTP di Kaltara 98,68 Persen

“Buah alpukat ini sangat kaya akan lemak dan vitamin, sehingga dapat menghasilkan sabun untuk melembabkan dan menutrisi kulit. Karena keterbatasan koneksi bagi warga desa, sesi daring ditayangkan di kanal Youtube KKN PPM UGM Patuk. Warga yang tertarik dan ingin belajar tentang pembuatan sabun organik ini bisa mengubungi saya,” jelasnya.

Ia menambahkan, dengan latar belakang sebagai mahasiswi kedokteran, Ia juga memberikan sosialisasi terkait keselamatan dan kesehatan kerja ketika berkebun dengan materi diberikan dalam bentuk booklet dan podcast yang dapat didengarkan secara berulang oleh warga melalui kanal Spotify KKN PPM UGM Patuk.

Baca Juga :  Perekaman e-KTP di Kaltara 98,68 Persen

“Berbagai program kerja yang telah selesai dilaksanakan oleh Tim KKN-PPM UGM di Desa Ngoro’oro ini, diharapkan daerah yang menjadi sentra alpukat ini tidak hanya menghasilkan buah alpukat nya saja namun juga produk-produk olahan berbahan alpukat,” pungkasnya.(*)

 

Reporter: Victor

Editor: M. Yanudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *