Gempa Magnitudo 6,0 di Wilayah Laut Sulawesi Tidak Berpotensi Tsunami

Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa tektonik magnitudo 6,0 terjadi di wilayah Laut Sulawesi pada Sabtu pukul 16.30.43 WIB, tidak berpotensi tsunami.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu menyampaikan bahwa gempa bumi itu memiliki magnitudo 6,0 kemudian diperbarui menjadi magnitudo 6,1.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1586 votes

“Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 4,22 LU dan 124,72 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 109 km arah Barat Laut Kota Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara pada kedalaman 301 km,” paparnya.

Baca Juga :  Dampak Psikologis saat Gerhana

Ia menambahkan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi di wilayah Laut Sulawesi itu merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya aktivitas subduksi.

Baca Juga  : Gempa M6,7 Picu Guncangan Sedang Hingga Kuat di Jatim

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault),” katanya.

Baca Juga :  Marak PMI Kabur Gaji Tak Sesuai, Faktanya Memang Tak Prosedur

Bambang mengemukakan, guncangan gempa bumi itu dirasakan di daerah Talaud dengan skala III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Kemudian di Sanana, Tobelo, Ternate, Kao skala II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).

“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi itu. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” paparnya.

Hingga pukul 16.55 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Baca Juga :  Ketua DPRD Nunukan Harap Pemkab Prioritaskan Pendidikan dan Kesehatan

“Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” kata Bambang.

Ia meminta agar masyarakat menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” katanya. (ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *