9 Orang Terlantar yang Dishelter Dinsos Tarakan Bakal Dipulangkan ke Surabaya dan Nunukan

TARAKAN – Dinas Sosial bersama Baznas Kota Tarakan dalam waktu dekat ini bakal memulangkan sembilan orang terlantar di Tarakan.

Kepala Dinas Sosial Tarakan, Arbain mengatakan dari sembilan orang tersebut, ada 6 orang yang akan dipulangkan ke daerah asalnya yakni Surabaya dan tiga orang lainnya ke Nunukan.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2020 votes

“Informasi dari staf saya yang 6 orang ini masih dalam satu keluarga. Suami istri dan anak mereka. Awalnya itu dari Malaysia lalu ke Nunukan dan disini di Tarakan, tinggal di Amal. Katanya sewa rumah kos di Amal dan sekarang sudah tidak mampu membayar sewa karena tidak kerja disini,” ujar Kadinsos Tarakan, Arbain kepada benuanta.co.id, Kamis (8/4/2021).

“Kalau untuk yang 3 orang itu warga Nunukan, dia ke Tarakan ini untuk berobat suaminya dan kehabisan uang juga lalu kita tampung juga sementara di shelter ini. Suaminya berobat jalan di rumah sakit sini karena tidak mampu sewa tempat tinggal, istri dan anaknya melapor kesini untuk minta bantuan dan kita akomodir di shelter khusus untuk tempat nginap dan mandi, hanya makan minum di luar,” tambahnya.

Untuk biaya pemulangan, Kata Arbain, sembilan orang terlantar itu akan bantu oleh Baznas Tarakan. Hanya saja sementara ini masih berproses untuk mendapatkan rapid test sekaligus menungggu jadwal kapal dan pesawat.

“Kami ini terpaksa menampung di shelter, sebenarnya dalam ketentuan dalam shelter itu hanya 7 hari, tapi nanti kita lihat bisa lebih dari 7 hari atau tidak. Tapi kita berharap mereka ini bisa segera diberangkatkan, dan tinggal menunggu jadwal saja,” urainya.

Sebelumnya khusus 6 orang yang terlantar tersebut, juga dilaporkan oleh Ketua RT kepada Dinas Sosial. “Mungkin informasi persis, datang sendiri dari laporan ketua RT, awalnya ada laporan terlantar 6 orang laporan ke kita diperiksa tim lalu kita turunkan dan kita lihat kondisinya,” ungkapnya.

Diakui Arbain, pihaknya memang memiliki anggaran untuk pemulangan warga yang terbatas. Sebab, pada tahun lalu Dinas Sosial Tarakan hanya memiliki anggaran khusus pemulangan kurang lebih Rp 25 juta.

“Anggaran pemulangan kemarin tahun lalu Rp 25 juta dan tahun ini tidak ada. Untuk realisasinya tergantung, apakah naik kapal atau transportasi lainnya. Dan memang kasusnya biasanya terlantar karena PHK kehilangan pekerjaan, mereka melapor dan dibantu. Tahun ini saya melihatnya bisa disambungkan lagi seperti itu untuk Tarakan, Nunukan, Malinau yang mau pulang ke Jawa atau Sulawesi bisa bantu oleh Dinsos Provinsi yang tangani,” tukasnya.(*)

Reporter : Yogi Wibawa

Editor : Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *