Harga Lombok Masih Meroket, Disdagkop: Tarakan Bukan Daerah Penghasil

TARAKAN – Lombok atau cabe rawit masih tergolong kebutuhan dasar bagi masyarakat, apalagi di tengah kenaikan harga, sehingga Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindagkop) Kota Tarakan dibikin pusing mengatasi kesenjangan tersebut.

Hingga menjelang Ramadan, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM, Untung Prayitno akui bahwa lombok merupakan salah satu komoditi yang mengalami kenaikan pesat dibanding komoditi lainnya.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1590 votes

“Sampai saat ini yang tinggi harganya yaitu lombok. Kisarannya itu Rp. 100.000 – 130.000,” ungkap Untung Prayitno kepada benuanta.co.id pada Selasa, 6 April 2021.

Untung menjelaskan Kota Tarakan memerlukan pasokan dari luar daerah agar tetap mencukupi dan stabil harganya.

“Kita masih perlu pasokan dari luar daerah seperti Sulawesi. Namun, saya sudah koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan untuk mengoptimalkan lahan-lahan kosong kita untuk produksi lombok,”sambungnya.

“Saya dapat informasi kalau kenaikan harga lombok ini tidak hanya di Tarakan, bahkan di berbagai daerah. Hal itu karena terjadinya banjir, tanah longsor dan curah hujan yang tinggi sehingga menghambat produksi lombok,”

Disdagkop telah memanggil para distributor bahan pangan salah satunya lombok agar tetap menjaga ketersediaan, sembari bertahap kita atasi kenaikan harga lombok tersebut.(*)

Reporter: Kristianto Triwibowo
Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *