Pertamina Masih Hitung Kerugian Akibat Natural Flow Sumur PAM-235 Peninggalan Belanda

TARAKAN – Kendati berhasil menangani natural flow sumur PAM-235, pihak Pertamina masih menghitung kerugian akibat insiden semburan minyak yang berasal dari sumur tua yang berusia 1930 tersebut.

“Nilai kerugian itu bukan hanya sisi teknis saja ya, karena hal-hal pendukung juga termasuk dan sudah kami hitung. Mudah-mudahan satu dua hari ini sudah bisa,” ujar Legal & Relation Assistant Manager Pertamina Tarakan, Anton Humala Doloksaribu kepada benuanta.co.id, Selasa (6/4/2021).

Perhitungan kerugian tersebut, kata Anton, juga termasuk tindakan pasca penguncian kembali sumur tersebut.

“Seperti pembersihan juga kasarnya kami butuh biaya juga ya,” katanya.

Baca Juga :  Taman Berlabuh, Salah Satu Destinasi Favorit untuk Ngabuburit

Sekadar informasi, Pertamina Sub Holding Upstream (SHU) Zona 10 Field Tarakan berhasil menangani natural flow sumur PAM-235, Senin (5/4). Setelah natural flow diatasi, sumur PAM-235 berhasil diproduksikan kembali dengan menghasilkan aliran fluida dan gas yang dipisahkan melalui separator.

Fluida dialirkan ke Stasiun Pengumpul 1 (SP1), sedangkan untuk gas dilakukan flaring. Tim tanggap darurat saat ini fokus pada monitoring aktivitas sumur dan housekeeping sekitar sumur PAM-235.

Baca Juga :  Ini Saran Ombudsman Koreksi Layanan Mudik di Pelabuhan Malundung Tarakan

Paralel, tim tanggap darurat terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar untuk tidak beraktivitas berdekatan dengan sumur, fasilitas produksi, dan wilayah kerja operasional migas.(*)

Reporter : Yogi Wibawa

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *