GMNI Serukan Persatuan, Mari Rawat Kebhinekaan

Oleh: Amoskun

(KADER GMNI BULUNGAN)

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1586 votes

 

AHAD, 28 Maret 2021 Bom bunuh diri meledak tepat didepan Gereja Katedral Makassar. Teror bom yang sama sekali hina di mata Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Saat itu Ibu Pertiwi dilukai oleh segelintir manusia yang tak memiliki rasa perikemanusiaan yang jelas-jelas menyalahi kebebasan beragama di Indonesia, yang ada pada konstitusi kita, yaitu Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (“UUD 1945”): … Selanjutnya Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 juga menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama. Saya sebagai Kader GMNI Bulungan sangat mengutuk keras kejadian teror bom tersebut. Sekaligus mengajak pembaca untuk tetap tenang, dan melawan segala bentuk terorisme.

“Terkait dengan kejadian aksi terorisme di pintu masuk Gereja Katedral Makassar hari ini, saya mengutuk keras aksi terorisme tersebut dan saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya,” ungkap Jokowi.

Beliau menegaskan bahwa terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tudak ada kaitannya dengan agama apapun. Agama tidak memerlukan teritorial (wilayah), agama cuma mengenai manusia. Aku beragama, engkau beragama. Orang kristen di Roma beragama, orang kristen di negeri Belanda beragama, orang Inggris yang duduk di London beragama. Tidak mengenal teritorial. “Filsafat pancasila Bung Karno, hal 187”. Oleh karena itu mari kita tetap tenang dan beribadah, karna negara ini menjamin kemanan umat beragama.

Kejahatan seperti bom, terorisme ini pada dasarnya tidak mempunyai tempat di negara kita, Indonesia. Hal-hal yang menyangkut kerukunan atas keberagaman suku, ras dan agama seyogianya sudah jelas tertera pada Pancasila sebagai dasar Negara. Dan bila terorisme semacam itu terjadi sudah bisa dipastikan pelaku lupa bahwa di Indonesia Nagara Persatuan dan Kesatuan. Karena persatuan dan kesatuan tersebutlah salah satunya yang mengantarkan Indonesia Merdeka.

Bila kita melihat lambang negara kita.  Alangkah megah dan hebatnya burung Garuda yang melambangkan kemerdekaan  Indonesia yang di bawanya tertulis slogan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetap satu. Lihatlah rantai yang di kalungkan pada leher Garuda Indonesia. Rantai yang tiada putus-putusnya melambangkan hubungan antar manusia yang tiada putusnya, oleh sebab itu kita sebagai rakyat indonesia sudah sepatutnya memiliki perasaan yang sama dan cita-cita yang sama untuk meweujudkan rakyat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan pancasila, yang dimana masing-masing rakyatnya merasa tenang dan khusuk beribadah menurut keyakinannya masing-masing.

Iya, kita memang berbeda-beda, namun perbedaan diantara kita adalah perpaduan yang sangat istimewa. Mungkin hanya di Indonesia kita bisa merasa bangga dengan perbedaan tersebut dan berhati-hatilah dengan hasutan yang membuat kita saling melukai, karena hasutan itu jelas dan terang adanya berniat untuk merusak persatuan kita.

Sekali lagi saya menghimbau kepada semua elemen masyarakat untuk tetap rukun dan guyub didalam rumah besar Indonesia ini, dan saling menghargai satu sama lainnya, tetap jaga persatun Indonesia. Mari bersatu melawan segala bentuk terorisme, mari rawat kebhinekaan !!! #KAMITIDAKTAKUT

 

Catatan: Tulisan ini menjadi tanggung jawab dari penulis jika ke depan berdampak sosial atau delik hukum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *