Menelisik Dua Tahun Program Oke dari Kaca Mata Akademisi

MENELISIK dua tahun perjalanan kepemimpinan dr. Khairul, M.Kes dan Effendhi Djuprianto (Oke) dengan membawa 16 program unggulannya, cukup banyak membawa perubahan dibidang ekonomi, pembangunan, hingga pendidikan. Hal ini juga menjadi perhatian banyak pihak salah satunya akademisi di Tarakan.

Akademisi dari Universitas Borneo Tarakan, Dr. Syaiful Anwar, SE, M.Si mengatakan sesuai dengan 16 program unggulannya, ada beberapa program yang sudah berjalan yang sudah hampir 100 persen, misalnya pembangunan sarana pendidikan setingkat SMP yang dulunya mangkrak disambung lagi di zaman dr. Khairul kemudian pembangunan SMA.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1590 votes

Kemudian program kesejahteraan RT, yang dulunya per bulan mendapatkan insentif Rp750 ribu ditingkatkan menjadi Rp1 juta. Termasuk bidang ekonomi, walikota sudah membentuk BUMD untuk meningkatkan PAD Kota Tarakan. Di bidang kesehatan, ada beberapa anggaran bersumber dari APBD dan APBN untuk penanganan Covid-19. Menurutnya, memang diutamakan kesehatan manusianya agar dapat melakukan peningkatan ekonomi. “Kalau orangnya tidak sehat bagaimana mau mengembangkan ekonomi,” ujarnya.

Dekan Ekonomi UBT ini menilai, kepemimpinan dr. Khairul-Effendi mesti bekerja keras untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga bisa mendukung upaya program Smart City yang dicanangkan Walikota dan wakilnya. “Harus bekerja keras, SDM, dengan smart city karena menggunakan teknologi. Jadi harus SDM yang mampu menangani soal tersebut, semuanya menggunakan teknologi. Misalnya ada tarif parkir berlangganan, dengan berlangganan Rp100 ribu menggunakan kartu bisa bebas parkir, termasuk layanan kesehatan dibuka 24 jam di dua puskesmas di Tarakan, termasuk ada nomor darurat 112 kalau kau ke UGD dan lainnya,” tandasnya.

Mengenai pembangunan secara fisik, lanjutnya memang belum terlalu terlihat mengingat masih dalam suasana pandemi Covid-19 sehingga masih fokus pada bidang kesehatan, peningkatan ekonomi dan pendidikan. “Kalau fisik agak dikurang ya, karena fokus pada kesehatan dan ekonomi tadi,” jelasnya.

Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Provinsi Kaltara itu menambahkan, untuk meningkatkan pendapatan Kota Tarakan dapat melalui dinas perdagangan dan pariwisata. Memanfaatkan sarana dan prasarana yang bisa dikunjungi masyarakat. Misalnya pembangunan pusat kuliner seperti di taman-taman. “Memang saya lihat pak wali fokus pada peningkatan ekonomi, kesehatan dan pendidikan,” ujarnya.

Soal Mal Pelayanan Publik (MPP), kata Dr. Syaiful, hal itu cukup bagus karena mempersingkat masyarakat dalam urusan birokrasi. “Untuk mempersingkat supaya masyarakat tidak lama menunggu, misalnya ngurus IMB,” ucapnya.

Soal sambungan gratis PDAM, ia hanya memberikan masukan agar dicarikan solusi jangka pendek untuk ketersediaan air baku. Walaupun sudah banyak sambungan PDAM yang terpasang jika air baku tidak memadai akan mengakibatkan sulit mendapatkan air bersih.

“Kita kan tau Tarakan mengandalkan curah hujan, satu bulan tidak hujan kita tau kan. Walaupun ada bantuan pemerintah pusat untuk pembangunan embung, ada beberapa embung belum difungsikan, karena belum ada sambungan ke masyarakat, rencananya tahun ini dialirkan. Tarakan hanya mengharapkan curah hujan, 5 tahun ke depan harus dipikirkan bagaimana mencari ketersediaan sumber air baku,” terangnya.

Dengan adanya visi-misi Gubernur Kaltara mengembalikan Pelabuhan Tengkayu I ke Pemkot Tarakan, dikatakan Dr. Syaiful, jika itu dikembalikan pengelolaannya ke Pemkot tentu salah satu sumber peningkatan PAD untuk Kota Tarakan. “Harus SDM yang mumpuni mengelola di situ (SDF), jangan sampai ada kebocoran-kebocoran pendapatan di situ. Misalkan kapal atau speedboat yang bermalam di pelabuhan jangan sampai digratiskan. Area parkir di pelabuhan, itu sumber pendapatan yang luar biasa, termasuk arus barang yang ke kabupaten lain itu, itu sumber pendapatan, harus digali,” tutupnya. (ram/kik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *