Bupati Tana Tidung Kejar Akreditasi RS Ahmad Berahim dan Tingkatkan Beasiswa

TARAKAN – Guna meningkatkan sejumlah sektor di Kabupaten Tana Tidung (KTT), Bupati KTT Ibrahim Ali akan merealisasikan beberapa inovasinya di 2021 ini. Salah satunya di bidang pendidikan dan kesehatan.

Di bidang pendidikan, Bupati Ibrahim Ali akan meningkatkan beasiswa untuk mahasiswa KTT. Jika sebelumnya hanya Rp 250 juta, akan ditingkatkan hingga Rp 1 miliar di tahun 2021 dan Rp 1,5 miliar di tahun 2022.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1997 votes

“Lalu ada beberapa aturan, khususnya di dalam juknis Peraturan Bupati (Perbup) tentang jenjang minimal penerima beasiswa akan kita ubah. Yang sebelumnya minimal mahasiswa semester 5, menjadi semester 3, tentunya dengan standar IPK,” tutur Ibrahim Ali, Rabu (24/3/2021).

Selain itu, bersama pasangannya, Wakil Bupati Hendrik, sesuai janji kampanyenya dulu, Ibrahim Ali juga merencanakan program 1 guru 1 laptop serta buku. Juga pakaian gratis yang ditargetkan terealisasi di tahun 2021.

Dijelaskan pria yang sebelumnya menjabat Ketua DPRD KTT ini, di sektor kesehatan, Pemkab Tana Tidung juga akan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Yakni dengan mendatangkan dokter spesialis.

Di mana dalam waktu dekat pihaknya akan membuat MoU dengan beberapa dokter spesialis. Salah satunya juga sebagai syarat KTT memiliki rumah sakit berakreditasi baik tipe D maupun tipe C, yakni untuk Rumah Sakit Ahmad Berahim.

“Proses akreditasi tahun ini sudah berproses, karena berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan (Permenkes), akreditasi rumah sakit sedang ditunda karena pandemi Covid-19. Jika hal tersebut sudah dicabut, kami akan berlari kencang mengejar akreditasi ini,” tuturnya.

Inovasi terbaru, menurut Bupati Ibrahim Ali, masih banyak. “Sebelum saya dilantik, kami sudah membentuk tim sinkronisasi yang bekerja dan memverifikasi program bupati sebelumnya. Sebab anggaran di tahun 2021 masih murni program bupati sebelumnya,” sebutnya.

“Kita pilah, yang paling bermanfaat kepada masyarakat akan diambil sebagai program 100 hari kerja, dan program yang tidak ada korelasinya dengan visi misi, tidak akan menjadi prioritas kita,” tutupnya.(*)

 

Reporter : Matthew Gregori Nusa

Editor : M. Yanudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *