Rakor Bersama BNPP, Bupati Laura Sampaikan Persoalan Banjir Sembakung

NUNUKAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan menggelar rapat koordinasi (Rakor) bersama Badan Nasional Penanggulangan Perbatasan (BNPP), Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Kementerian Koordinator Politik, Hukum, Keamanan (Kemenkopolhukam), dan Kementerian dalam Negeri (Kemendagri) di Ballroom Hotel New Lenfin pada Selasa, 9 Maret 2021 malam.

Rakor yang dibukan langsung oleh Bupati Nunukan, Asmin Laura Hafid itu membahas berbagai permasalahan perbatasan di Nunukan. Sala satunya bencana banjir tahunan di Kecamatan Sembakung.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1539 votes

Dikatakan Lauara, masyarakat Nunukan sudah terbiasa dengan banjir, namun begitu persoalan tersebut baiknya menjadi perhatian bersama. Sebab, banjir yang kerap terjadi di Sembakung merupakan banjir tahunan.

Di hadapan Asisten Deputi Pengelolaan Negara Wilayah Laut dan Udara BNPP, Siti Metrianda, S.STP., M.Si, Asdep Pengelolaan Lintas Batas Negara, BNPP Murtono, S.STP, M.Si dan Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu, Judha Nugraha serta segenap rombongan dan undangan yang hadir Bupati Laura menyampaikan pemerintah daerah selama ini berusaha membantu sebatas memberikan sembako di saat banjir datang.

Baca Juga :  Bupati Nunukan Ajak Segera Bayar Zakat, Bisa Cepat Disalurkan

“Sementara banjir ini kita istilahkan banjir kiriman dari Malaysia. Beberapa waktu yang lalu sebenarnya kita selalu menyuarakan dalam Sosek Malindo dan sebagainya. Pertanyaan masyarakat di Sembakung sampai kapan kita akan seperti ini, di sana (Sembakung) ada ribuan masyarakat yang selalu terkena dampak tiap tahunnya”, kata Bupati Laura.

Kata dia, hal itu perlu solusi dan bantuan dari pemerintah pusat, karena kewenangan Pemerintah Daerah sangat terbatas. Bupati juga mengaku selama ini telah berupaya bersurat ke berbagai instansi secara berjenjang dan ditembuskan ke berbagai pihak.

“Saya kira sudah saatnya kita kumpul sama – sama, dan mudah – mudahan ada titik jelas solusi dari pemerintah pusat terkait dengan persoalan banjir Sembakung ini,” ucap Laura.

Baca Juga :  Bikin Resah Warga Akibat Hobi Mencuri, Pemuda di Sebatik Ditangkap Polisi

Terkait banjir Sembakung, Plt Camat Lumbis Pansiangan, Lumbis, S.Sos menjelaskan bahwa nama sungai Sembakung dalam dokumen Malaysia tidak ditemukan karena dalam dokumen Malaysia, nama sungai Sembakung berubah nama penyebutan.

“Sampai di Labang nama sungai Sembakung berubah menjadi Sungai Pansiangan. Sungai Pansiangan ini juga panjang ke arah Malaysia, sampai di Pangalungan dia berubah nama lagi menjadi Sungai Logongon. Sampai di Salung berubah nama lagi menjadi Sungai Pampangon, nanti sampai di Sepulut berubah lagi menjadi Sungai Panawan, dan sampai di Panawan mungkin kalau kita kenal Keningau Nabawan, sungai itu berasal dari sana,” papar Lumbis.

Menurut dia, banjir yang terjadi setiap tahun ini tak hanya banjir air. Namun juga banjir limbah dikarenakan adanya perkebunan sawit yang cukup banyak di Malaysia.

“Mungkin dikesempatan yang baik ini saya memberikan masukan agar BNPP, Kementerian Luar Negeri, dan Kemenkopolhukam bisa mengangkat persoalan ini ke hubungan Bilateral. Mengingat seperti Sungai Mekong yang melalui lima negara, ternyata sungai itu ada kerjasamanya,” tambah Lumbis.

Baca Juga :  BP3MI Kaltara Fasilitasi Pemulangan PMI Bermasalah ke Daerah Asal

Ke depan, Lumbis berharap pemerintah Indonesia dan Malaysia dapat menjalin komunikasi sehingga Nunukan (Indonesia) tidak menanggung sendiri akibat banjir kiriman setiap tahunnya. Mengingat ada tiga kota besar di atas di wilayah Malaysia yakni Kota Sepulut, Nabawan dan Keningau.

“Saya kira hal ini penting, kepentingan Malaysia tentunya juga ada karena arah sungai di wilayah Malaysia juga panjang,” ujar Lumbis.

Beberapa masukan tersebut, Asisten Deputi Pengelolaan Negara Wilayah Laut dan Udara BNPP, Siti Metrianda mengaku senang dan berterima kasih karena banyak masukan yang bisa didapatkan dalam kunjungannya di Kabupaten Nunukan. Selanjutnya masukkan itu akan disampaikan kepada pimpinan yang lebih tinggi. (*)

 

Reporter : Darmawan

Editor : Nicky Saputra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *