TANA TIDUNG – Selama masa pandemi Covid-19, warga di Kabupaten Tana Tidung (KTT) lebih memilih bercocok tanam. Seperti menanam cabai, singkong, jangung dan semua jeni tanaman yang bisa menghasilkan.
Salah seorang petani cabai, Matius mengatakan, selama pandemi Covid-19, dirinya bersama istri sudah menggarap lahan di belakang rumah untuk tempat bercocok tanam selama pandemi Covid-19.
“Hampir delapan bulan saya sudah mulai bertanam cabai rawit dan juga tanaman lainnya. Sekarang kan semua bahan mahal, makanya lebih baik tanam sendiri. Apalagi kasus positif terus bertambah setiap harinya,” ujar Matius.
Kurang lebih delapan bulan bercocok tanam, Matius sudah tiga kali panen cabai rawit. Pendemi diyakini semua barang mahal dan juga membuat sebagian warga enggan keluar rumah.
“Sudah tiga kali panen cabai rawit, selain buat dipakai sendiri juga sisanya saya jual ke pasar, dan hasilnya lumayan lah buat nambah penghasilan dan buat makan,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan KTT, Hardani Yusri mengajak masyarakat mandiri dengan memanfaatkan halaman pekarangan rumah untuk menanam cabai dan sayuran.
Dengan begitu, masyarakat tak akan ketergantungan cabai di pasar untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sehingga permintaan cabai di pasar dapat bekurang dan harga kembali stabil.
“Kita sekarang lebih dorong masyarakat manfaatkan lahan pekarangan atau lahan kosong, sehingga kebutuhan cabai dan sayuran lain untuk konsumsi dipenuhi oleh produksi sendiri,” kata Hardani Yusri.
Menurut dia, pihaknya sudah sejak lama memotivasi masyarakat untuk menanam di pekarangan. Tujuannya tak lain untuk pemenuhan pangan dan gizi mandiri.
“Jika ada lebihnya, masyarakat bisa menjualnya. Itu dinilai dapat meningkatkan pendapatan masyarakat,” harapnya.(*)
Reporter: Dwi Widdyaswiranata
Editor : M. Yanudin