Survei Indikator: Publik Menilai Kondisi Ekonomi Indonesia Buruk

JAKARTA – Sebagian besar masyarakat Indonesia menilai kondisi ekonomi nasional buruk pada Februari 2021. Hasil itu didapat dari survei Indikator Politik Indonesia (IPI).

Diketahui, survei ini dilakukan menggunakan via telepon kepada 1.200 responden yang dipilih secara acak, jumlah tersebut berdasarkan akumulasi dari total ada 206.983 orang responden yang pernah diwawancara tatap muka oleh IPI selama 2 tahun terakhir. Dengan tingkat margin eror atau kekeliruan 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1586 votes

Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi mengatakan, kondisi ekonomi nasional yang belum menunjukkan peningkatan, alasan utama ini menjadikan responden banyak menilai keadaan ekonomi nasional buruk.

Baca Juga :  Marak PMI Kabur Gaji Tak Sesuai, Faktanya Memang Tak Prosedur

Dari 1.200 responden, 53,7 persen menjawab kondisi ekonomi nasional buruk selama covid-19 dengan catatan vaksinasi covid-19 telah dilakukan bertahap. Kemudian, 25,4 persen responden menjawab sedang, sementara 8,1 persen menjawab sangat buruk.

‘’Survei IPI ini dilakukan pada 1-3 Februari 2021, setelah Presiden Joko Widodo dua kali melakukan vaksinasi survei ini di lakukan,’’ ujar Burhanuddin kepada awak media, Minggu (21/1/2021).

Baca Juga :  Dampak Psikologis saat Gerhana

Burhanuddin mengatakan, hasil survei sebanyak 11.0 persen mengatakan ekonomi rumah tangga jauh lebih buruk, 54,4 persen mengatakan lebih buruk, 26.2 persen menyebutkan tidak ada perubahan, 7,2 persen mengatakan lebih baik, 0,5 persen jauh lebih baik dan 0,8 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Di periode September 2020, sebanyak 49,9 persen responden beranggapan ancaman Covid-19 terhadap keuangan pribadi sangat tinggi. Sedangkan pada Februari 2021 sebesar 41,7 persen responden menilai Covid-19 sangat berdampak terhadap keuangan pribadi mereka.

Baca Juga :  Marak PMI Kabur Gaji Tak Sesuai, Faktanya Memang Tak Prosedur

‘’Publik menilai buruknya ekonomi nasional diiringi dengan lambannya penanganan Covid-19 sehingga tak kunjung terkendali,’’ terang Burhanuddin.

Terakhir, Dari penelitian tersebut, Burhanuddin mengatakan bahwa selama pandemi belum bisa diselesaikan, maka persoalan ekonomi tidak bisa diatasi secara cepat. Artinya bagaimana kondisi ekonomi tergantung seberapa baik pemerintah pusat maupun daerah mengatasi Covid-19.(*)

Reporter: Reza Munandar

Editor: Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *