Memperingati HPSN 2021, DLH Tarakan Adakan Sosialisasi Pengelolaan Sampah

TARAKAN – Dalam rangkaian momen Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2021 dengan tema “Sampah Bahan Baku Ekonomi di Masa Pandemi”, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tarakan mengadakan sosialisasi pengelolaan sekaligus praktik pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos.

Kepala Seksi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Tarakan, Edhy Pujianto mengatakan, bersama Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) BAIS Karang Balik dan didukung PT. Medco EP Tarakan, sosialisasi yang digelar Selasa (23/02/2021) disambut antusias warga yang memadati kegiatan.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2018 votes

“Memanfaatkan bangunan yang didayagunakan untuk Rumah Kompos di sebelah Bank Sampah KSM BAIS, semoga dapat dioptimalkan dalam rangka mengurangi sampah yang akan diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA),” ujar Edhy kepada benuanta.co.id.

Baca Juga :  Pj Wali Kota akan Evaluasi Tarif Masuk Pantai Ratu Intan

Edhy membeberkan, Pemkot Tarakan memang sedang gencar-gencarnya mendorong upaya pengurangan sampah rumah tangga. Baik melalui pembatasan, pemanfaatan kembali, maupun pendauran ulang. Salah satu upaya pendauran ulang, khususnya terhadap sampah organik adalah melalui gerakan massal “Rumah Kompos”.

Dalam proses, lanjutnya, sampah rumah tangga dari warga berupa daun, sisa sayuran, kulit telur, kulit buah, dan lain-lain, dijadikan bahan baku kompos dan diproses dengan keranjang komposting menggunakan metode Takakura sederhana.

Baca Juga :  Pemilik Tagih Janji Setelah Tanah Dijadikan Jalan Pemakaman Covid-19

“Untuk mempercepat proses digunakan pula kompos yang sudah jadi. Melalui cara sederhana ini dengan memperhatikan kelembaban bahan baku, diharapkan dalam waktu 1-1,5 bulan kompos sudah jadi dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk,” terangnya.

Terakhir, Edhy membeberkan, selain mengurangi jumlah sampah yang akan diangkut, hal ini juga dapat menjadi sumber pendapatan warga yang cukup menjanjikan. Baik melalui penjualan kompos, media tanam, maupun tanaman hortikultura yang dibudidayakan dengan pupuk tersebut.

Warga yang didominasi emak-emak ini terlihat sangat antusias mengikuti dan mempraktikkan proses pengomposan dengan metode Takakura. Hadir pula dalam kegiatan tersebut beberapa pejabat seperti Lurah Karang Balik, Abdul Wahab dan Camat Tarakan Barat, Sofyan.

Baca Juga :  Momen Lebaran, 13 Ribu Penumpang Padati Pelabuhan Malundung 

“Fasilitas yang ada serta pelatihan yang dilaksanakan dapat dioptimalkan dalam praktiknya. Hanya butuh waktu 5-10 menit saja setiap harinya. Dan yang terpenting adalah adanya kemauan warga. Ke depan harapan kita setiap RT punya paling tidak 1 rumah kompos. Dan 1 kelurahan 1 TPS3R. Sehingga target pengurangan sampah sebesar 30% di tahun 2025 bisa tercapai,” tutupnya.(*)

 

Reporter: Reza Munandar

Editor: M. Yanudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *