NUNUKAN – Politeknik Negeri Nunukan yang sebelumnya Pendidikan Diluar Domisili (PDD) Politeknik Negeri Samarinda, telah berubah status dan menjadin Politeknik Negeri Nunukan. Ini ditandai dengan pengguntingan pita oleh Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie dan Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Politeknik Negeri Nunukan Beny Bandanadjaya, ST yang disaksikan oleh Wakil Bupati Nunukan, H. Faridil Murad dan Direktur Politeknik Negeri Nunukan, Arkas Viddy, Kamis (28/01/2021).
Pada kesempatan itu juga hadir Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan (Kemendikbud) Wikan Skarinto ST., Msc PhD secara virtual.
Hal ini dilaksanakan sesuai keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (RI) Nomor : 42 Tahun 2020 tanggal 24 September 2020 lalu tentang Pendirian Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Nunukan, dan untuk seremoni peresmian statusnya baru dilaksanakan kemarin.
Irianto Lambrie mengatakan, Politeknik Negeri Nunukan ini merupakan aset Nunukan. Irianto mengajak semua pihak untuk menjaga dan merawat bersama, karena menurutnya tidak mudah menjadikan status politeknik negeri karena dibutuhkan kerja keras dan banyak yang menginginkannya, sehingga seleksi begitu ketat.
“Alhamdulillah, rasa terima kasih kita harus berikan kepada Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, karena atas izinnya sehingga disahkannya menjadi politeknik negeri Nunukan,” kata Irianto dalam sambutanya.
Dia juga menyampaikan, dengan peralihan status PDD Politeknik Negeri Samarinda menjadi Politeknik Negeri Nunukan, tentunya sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia. Sehingga nantinya diharapkan akan mencetak lulusan yang siap untuk berkontribusi dalam pembangunan.
Ditambahkan Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan (Kemendikbud) Wikan Skarinto ST., Msc PhD, peralihan status Politeknik Negeri Nunukan harus dijadikan momentum untuk melompat atau bangkit dalam penciptaan SDM yang kompeten dan unggul.
“Momentum tersebut harus dimaknai bahwa pendirian Poltek Nunukan bukan hanya untuk merilis ijazah, bukan hanya lulusan yang mengandalkan ijazah, tapi kompetensinya tidak lengkap dan tidak sesuai,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Wikan Skarinto menambahkan bahwa bangsa ini membutuhkan tenaga kerja yang terampil dalam jumlah yang banyak dari pada yang banyak berpikir.
“Kami sangat berterimakasih sekali atas seluruh upaya, perjuangan dan doa dari semuanya bahwa kita tidak usah berhitung siapa yang paling berjasa dalam pendirian politeknik negeri ini, tapi mari kita bersatu untuk mengembangkan, ke depan bagaimana poltek ini dapat menghasilkan lulusan yang akan menjadi calon pemimpin Indonesia dan dunia masa depan,” ungkapnya. (*)
Reporter: Darmawan
Editor : M. Yanudin