TANJUNG SELOR – Menindaklanjuti surat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan instruksi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Utara, BPBD Kabupaten Bulungan pun mengambil sikap. Terlebih Bulungan ditetapkan sebagai daerah rawan banjir dan tanah longsor.
“Menyikapi daerah rawan bencana di daerah kita, kami selalu memonitor BMKG dan BNPB yang selalu mengirimkan info, sehingga kita mencari tahu dan keliling berpatroli,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bulungan, Fatokah kepada benuanta.co.id, kemarin.
Siaran keliling yang dilakukan BPBD tak hanya untuk pencegahan penyebaran Covid-19, juga digunakan untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang antisipasi bencana alam. Daerah sasaran di antaranya Kecamatan Tanjung Palas Timur yang sering terdampak banjir.
“Seperti daerah rawan yakni Sajau Pungit, Binai, Sajau Pura, Wonomulyo yang biasa banjir itu. Kami juga memonitoring di hulu sungai Sajau poros Berau, khususnya di jembatan Sajau satu, dua dan tiga,” sebutnya.
Selain itu, daerah monitoring juga dilakukan di Kecamatan Sekatak, karena daerah ini juga rawan banjir, seperti di Desa Sekatak Buji. Kemudian di Kecamatan Tanjung Palas Utara di daerah SP 1 Sepatung kerap terjadi banjir bandang.
“Kita juga monitor Sekatak dan Kecamatan Tanjung Palas Utara seperti SP 1 Sepatung itu banjir bandang itu menjadi perhatian kita,” jelasnya.
Fatokah menyebutkan, untuk daerah rawan longsor susulan yang menjadi perhatian seperti di poros Tanah Kuning Kecamatan Tanjung Palas Timur, tepatnya di daerah Tanjung Agung. Kemudian antara Desa Gunung Seriang Kecamatan Tanjung Selor hingga Long Beluah Kecamatan Tanjung Palas Barat.
“Daerah riskan longsor di Tanjung Agung seperti kejadian 2 minggu lalu. Lalu di antara Gunung Seriang ke Bayangkara itu beberapa titik juga kami pantau. Termasuk perkembangan longsor di Desa Tengkapak,” ucapnya.
Daerah pantauan selanjutnya di antara Desa Salimbatu Kecamatan Tanjung Palas Tengah hingga ke Silva Sari Tanjung Palas Utara. Karena daerah ini juga berpotensi terjadinya tanah longsor. Koordinasi yang dilakukan kerap dilakukan dengan pihak daerah tingkat provinsi hingga ke pusat.
“Sejak dini kita sudah petakan daerah rawannya, jika terjadi hujan deras kita akan menuju ke titik lokasi tersebut,” ringkasnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor : M. Yanudin