TANJUNG SELOR – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Utara dalam rilisnya, Kota Tarakan dan Tanjung Selor mengalami inflasi. Banyak faktor yang mempengaruhi inflasi tersebut, salah satunya adalah naiknya harga makanan dan minuman.
“Untuk Provinsi Kaltara gabungan Tarakan dan Tanjung Selor di bulan Desember 2020 mengalami inflasi sebesar 0,12 persen,” ucap Erna Yulianingsih, Kasi Analisis Statistik Lintas Sektor BPS Kaltara, Senin 4 Januari 2021.
Kemudian dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 90 kota pantauan IHK nasional pada bulan Desember 2020 ada 87 kota mengalami inflasi dan 3 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terdapat di Kota Gunung Sitoli sebesar 1,87 persen dan inflasi terendah terdapat pada kota Tanjung Selor sebesar 0,05 persen.
“Sedangkan deflasi tertinggi terdapat pada kota Luwuk sebesar -0,26 persen dan deflasi terendah terdapat pada kota Ambon sebesar -0,07,” ujarnya.
Kata dia, inflasi Provinsi Kalimantan Utara yang merupakan gabungan Kota Tarakan dan Kota Tanjung Selor pada Desember 2020 terjadi inflasi sebesar 0,12 persen. Dengan rincian Kota Tarakan mengalami inflasi sebesar 0,13 persen dan Kota Tanjung Selor mengalami inflasi sebesar 0,05 persen. “Secara IHK Nasional inflasi terendah ada di Tanjung Selor hanya 0,05 persen,” jelasnya.
Erna mengatakan, inflasi di Kaltara dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,03 persen. Lalu kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,53 persen. Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,12 persen.
“Pengaruh lainnya dari kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,06 persen. Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen. Lalu kelompok kesehatan sebesar 0,00 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,00 persen dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,00 persen,” sebutnya.
Sedangkan deflasi di Provinsi Kaltara dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar -1,24 persen dan kelompok transportasi sebesar -1.14 persen. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor : M. Yanudin