Tolok Ukur
Tito juga menginginkan agar isu penanganan COVID-19 masuk dalam tahapan penyelenggara Pilkada 2020, seperti pada debat para kandidat. Pada sesi ini, para paslon dapat beradu gagasan terkait dengan penanganan COVID-19 di daerahnya masing-masing.
Gagasan paslon mengenai kebijakan penanganan COVID-19 dapat menjadi tolok ukur kapabilitas paslon untuk menyelematkan rakyatnya dari pandemi.
“Kalau enggak punya gagasan (soal COVID-19), jangan dipilih,” katanya.
COVID-19 perlu menjadi perhatian calon pemilih karena pandemi belum pasti tuntas dalam waktu dekat.
Menurut data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, setelah 10 bulan pandemi, alih-alih melandai, perkembangan kasus positif COVID-19 di Indonesia justru kian mengganas.
Terakhir, rekor positif kasus COVID-19 menembus angka di atas 8.000 kasus per hari. Sejumlah daerah pun mulai menunjukkan peningkatan tingkat keterisian ranjang ruang isolasi dan ruang perawatan intensif (ICU).
Seperti yang kerap dinyatakan Presiden RI Joko Widodo, keselamatan masyarakat adalah yang utama saat ini. Esensi tersebut sepatutnya juga tergambarkan dalam program paslon dan cara berkampanye para paslon.
Calon kepala daerah seharusnya bisa menjadi panutan (role model) bagi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan yang telah diatur dalam pilkada.
“Jika mengendalikan ratusan orang pendukungnya saja tidak mampu, bagaimana nanti calon kepala daerah tersebut memimpin ribuan atau jutaan orang di daerah,” ujar Tito.
Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa peran kepala daerah yang terpilih nanti akan sangat penting untuk membawa daerah terkait dengan keluar dari masa sulit pandemi COVID-19.
Maka itu, ujar Wiku, pilihlah paslon yang menaati aturan-aturan terkait protokol kesehatan saat berkampanye karena hal itu dapat menjadi cerminan tanggung jawab paslon tersebut ke depan.