Handphone di Long Pari Tak Bisa Berdering, Jadi Perhatian Zainal-Yansen

TANJUNG SELOR – Masyarakat Desa Long Pari, Kecamatan Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan, ingin seperti desa-desa lainnya yang bisa menikmati jaringan telekomunikasi. Karena itu, warga desa yang berjarak kurang lebih 55 kilometer ini menyampaikan harapan besarnya itu secara halus kepada Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Kalimantan Utara (Kaltara) nomor urut 3, Drs. H. Zainal Arifin Paliwang, SH, M.Hum dan Dr. Yansen Tipa Padan, M.Si.

Hal itu disampaikan oleh salah seorang tokoh masyarakat Desa Long Pari pada saat kampanye tatap muka dan dialog pasangan dengan akronim ZIYAP, yang dihadiri langsung oleh Cawagub Yansen TP beserta istri, Ketua Tim Koalisi Partai ZIYAP Noorhayati Andris yang juga Ketua DPRD Kaltara, serta Nikodimus anggota DPRD Kabupaten Bulungan dari Fraksi Gerindra.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1590 votes

“Kami bersyukur atas kehadiran bapak (Cawagub Yansen TP) ke tempat ini langsung menemui kami, dan mudah-mudahan dengan kegiatan atau seperti apa yang kita lakukan pada saat ini akan berkelanjutan, dan jika Bapak sudah menemui kami, mengenal kami, mudah-mudahan bisa berkelanjutan. Kami juga akan mengenal bapak dan bapak akan terus mengenal kami. Itu harapan kami,” ungkap Musa, tokoh masyarakat Desa Long Pari, (16/10) lalu.

Baca Juga :  Ramp Check Speedboat Baru Dilakukan di Dua Daerah

Pada kesempatan itu, Nusa juga mengharapkan agar dimaklumi karena cara penyambutan mereka kepada rombongan sangat sederhana. Sebab memang mereka sangat terbatas dengan hal penyambutan, apalagi mengingat kondisi saat itu masyarakat yang berada di Desa Long Pari rata-rata adalah petani. “Jadi mungkin sebagian banyak kami di sawah atau di ladang karena sedang musim merumput. Jadi kami mohon maaf atas penyambutan kami yang sangat sederhana sekali,” katanya.

Selain itu, Musa atas nama Desa Long Pari juga memohon maaf karena mereka maunya Cawagub Yansen TP datang ke desanya baik-baik saja, sama halnya seperti masuk di kampung atau daerah lain yang bisa berkomunikasi menggunakan jaringan telepon seluler. Namun ternyata saat memasuki Desa Long Pari, malah tidak ada sinyal telepon seluler sama sekali.

“Bapak masuk di daerah Long Pari di sini handphone (telepon genggam) tak berdering lagi pak, handphone tidak berbunyi lagi. Bapak tidak bisa ditelepon dan menelepon. Artinya kami di sini tidak punya sinyal, jadi kami mohon maaf pak ya. Jadi itu salah satu kekurangan kami,” ungkapan pesan secara halus kepada pasangan calon (paslon) ZIYAP.

Baca Juga :  Sidak Takjil hingga Produk Tanpa Izin Edar Sasar Pasar dan Ritel di Bulungan  

Sementara itu, Yansen mengawali kampanye di hadapan masyarakat Desa Long Pari dengan bernyanyi sebagai tanda rasa bahagia dan bangganya bisa bertemu dengan masyarakat yang desanya dulu ingin selalu ia singgahi, namun belum kesampaian saat dirinya menjabat sebagai Camat Peso 20 tahun lalu.

“Hari ini di Long Pari, hatiku senang berjumpa rakyat, dambaan dan cintaku di Long Pari. Tuhan kirimkanlah kami pemimpin yang baik hati, yang mencintai rakyatnya Zainal-Yansen namanya,” Yansen bernyanyi.

“Bapak ibu, untuk diketahui selama kurang lebih sebulan saya kampanye, baru saya nyanyi di Long Pari. Kenapa, karena sudah sekian puluh tahun saya mau ke Long Pari ini tidak pernah singgah-singgah. Ketika saya Camat Peso cuma pernah satu kali menurunkan orang di Long Pari ini, setelah itu lewat,” ungkap Bupati Malinau dua periode ini.

Setelah 20 tahun kemudian, cita-cita dan dambaannya ke Long Pari pun kesampaian. Karena itulah dirinya menyanyi walaupun mungkin warga tidak tahu nada dan lagunya, tapi yang dimaksudkannya adalah dirinya bisa berada di Long Pari. “Hati saya senang bertemu dengan bapak ibu dan saudara sekalian semua dan kita berharap pemimpin yang baik itu adalah pemimpin yang datang kepada rakyatnya,” katanya.

Baca Juga :  Sidak Takjil hingga Produk Tanpa Izin Edar Sasar Pasar dan Ritel di Bulungan  

Terkait penyampaian dari tokoh masyarakat Long Pari soal jaringan telekomunikasi, tentunya menjadi perhatian pasangan Zainal-Yansen. Sebab konektivitas masyarakat Kaltara, baik transportasi dan komunikasi memang menjadi kebutuhan yang sangat mendasar. “Dan hari ini tadi beliau (Musa) mengatakan dengan bahasa yang sangat dalam bercerita tentang (jaringan telekomunikasi) di sini,” kata pria punya singkatan nama YTP.

Memang betul segala sesuatu di desa tersebut kurang, tapi menurutnya tidak lebih kurang dari desa yang lain. Tetap juga ada keunggulan-keunggulannya. Salah satunya gerejanya yang luar biasa besarnya. “Tuhan akan memberkati Desa Long Pari karena hati, pikiran dan semangat masyarakatnya membangun rumah Tuhan yang luar biasa besarnya,” ucapnya. (adv)

 

Editor: M. Yanudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *