Pemkab Nunukan Juara 1 Pelaksanaan KP2S, Juga Jadi Kabupaten Paling Replikatif

NUNUKAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan berhasil meraih juara satu pada penilaian kinerja kabupaten/kota dalam pelaksanaan Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) tingkat Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2020. Tak hanya itu, Pemkab Nunukan juga menjadi salah satu dari tiga kabupaten/kota yang termasuk dalam daftar lokasi pelaksanaan konvergensi penurunan stunting terintegrasi dari tahun 2018, 2019, dan 2020.

Penghargaan tersebut diberikan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) kepada Pemkab Nunukan yang berlangsung di Aula Gadis I Provinsi Kaltara, dan diwakili oleh Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Nunukan, Juni Mardiansyah, Selasa (6/10/2020).

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2008 votes

Tak sampai di situ, Pemkab Nunukan juga dinobatkan sebagai kabupaten paling replikatif. Yaitu banyak dicontoh, kreatif dan inofatif. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Nunukan, Sabaruddin mengatakan, Kabupaten Nunukan meraih juara satu tingkat Provinsi Kaltara untuk aksi 5 sampai dengan 8 dalam pencegahan stunting. Sedangkan kategori aksi 1 sampai dengan 4, Nunukan meraih juara 2.

Baca Juga :  121 CJH Nunukan Disuntik Vaksin Meningitis

Sebagai catatan, aksi 1 berupa analisis masalah, aksi 2 perenaan kegiatan, aksi 3 rembuk stunting, aksi 4 regulasi berupa perbup atau perda. Sedangkan aksi 5 pembinaan kader pembangunan manusia, aksi 6 perbaikan manajemen data , aksi 7 pengukuran dan publikadi data, dan aksi 8 review program.

“Desa Setabu Kecamatan Sebatik Barat juga dinominasikan menjadi desa terbaik atau best practice untuk program penurunan stunting yang mewakili Kaltara di tingkat nasional,” kata Sabaruddin kepada benuanta.co.id, Rabu (7/10/2020).

Baca Juga :  Interkoneksi Enam Unit Mesin Pembangkit Baru, PLN Nunukan Lakukan Pemadaman Listrik Bergilir

Selain itu, untuk kategori lainnya Nunukan terpilih menjadi kabupaten/kota paling replikatif tentang model program penurunan stunting. Penurunan stunting di Nunukan bisa menjadi contoh atau dapat digunakan oleh kabupaten/kota lainnya dalam penurunan stunting.

Sabaruddin menjelaskan, angka stunting di Nunukan tahun 2018 itu mencapai 27 persen, tahun 2019 turun 1 persen menjadi 26 persen. Angka prevalensi tingkat nasional di 30 hingga 31 persen.

Baca Juga :  Arus Balik di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan Meningkat

“Untuk tahun 2020 kami belum bisa memastikan karena masih berjalan, tapi InsyaAllah walau dalam keadaan pandemi Covid-19 saat ini, teman-teman di puskesmas, kader, aparat desa atau kelurahan dan lainnya tetap bahu membahu bekerja di lapangan. Maka kami optimis angka prevalensi stunting terus menurun dari tahun-tahun sebelumnya,” tutupnya. (*)

 

Reporter: Darmawan

Editor: M. Yanudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *