Tim Hukum ZIYAP Pertanyakan Kebenaran Hasil Survei LSI Bulan September

TARAKAN – Terkait pemberitaan Lingkaran Survey Indonesia (LSI), Senin (28/9/2020) lalu terkait hasil survey yang dilakukan terhadap calon gubernur dan wakil gubernur Kaltara, ditanggapi oleh Tim Penasehat Hukum Paslon Zainal A. Paliwang-Yansen TP. Hasil investigasi yang dilakukan Tim Penasehat Hukum pasangan dengan jargon ZIYAP terhadap hasil survei LSI tersebut dinilai ada kejanggalan dari penyampaian data survei yang katanya dilaksanakan di Bulan September.

“Salah satu kejanggalannya adalah angka-angka hasil survei LSI yang katanya dilaksanakan pada Bulan September menggunakan data survei LSI Juli 2020, di mana calon kami adalah klien dari LSI,” terang Tim Penasehat Hukum Paslon ZIYAP, Mukhlis Ramlan SH.

Dia menjelaskan, pada Juli 2020, Bapak Zainal A Paliwang yang saat itu belum menjadi calon Gubernur dan belum mengumumkan berpasangan dengan Bapak Yansen TP, mengontrak LSI pimpinan Denny JA untuk melaksanakan survei di Kalimantan Utara (Kaltara). Hasil survei diperlukan untuk mengukur popularitas-elektabilitas Bapak Zainal A Paliwang serta popularitas – elektabilitas sejumlah tokoh di Kaltara untuk menentukan calon pendamping Bapak Zainal.

Dalam survei yang dilaksanakan LSI pada 29 Juli 2020 hingga 4 April 2020 itu, memunculkan sejumlah nama, baik orang perorang maupun simulasi berpasangan. Khusus yang berpasangan, ada 5 simulasi. Salah satu simulasi sama persis dengan calon gubernur-calon wakil gubernur sebagaimana yang ditetapkan KPU Kaltara saat ini. Simulasi survei 3 pasangan yang sama tadi hasilnya :

Irianto Lambrie – Irwan Sabri             : 35%

Udin Hianggio – Undunsyah               :  17,95%

Zainal A Paliwang – Yansen TP           : 9,32%

“Kalau kita melihat angka elektabilitas pasangan Zainal – Yansen ini wajar berada di posisi ketiga, karena pada saat itu pasangan Zainal – Yansen belum bersepakat untuk berdampingan. Bahkan belum ada satu publikasi yang menyebut pasangan ini akan bergandengan,” sebut Mukhlis.

Baca Juga :  Ngakunya Nyari Besi Tua, Paha dan Kipas Mesin 200 PK Raib 

Namun setelah melakukan serangkaian kegiatan sosialisasi, deklarasi berpasangan dan mendaftar ke KPU sebagai calon gubernur-calon wakil gubernur ke KPU, pasangan ini melakukan survei internal kedua dengan hasil yang cukup menggembirakan. Elektabilitas pasangan Zainal-Yansen melonjak drastis.

Trend hasil survei ini yang membuat kami optimis memenangkan Pilkada ini. Ditambah tingkat ketidakpuasan masyarakat terhadap Gubernur Irianto Lambrie sebesar 56,82%, dan terhadap Wakil Gubernur Udin Hianggio sebesar 57,05%, sesuai hasil survey LSI Juli 2020 lalu.

Kemudian, masih menurut hasil survei LSI Juli 2020, tingkat keinginan masyarakat akan kembali memilih Irianto Lambrie dan udin Hianggio adalah sebagai berikut :

IRIANTO LAMBRIE

  • Ya, Menginginkan Kembali : 30,91%
  • Tidak menginginkan Kembali : 29,77%
  • Tidak tahu atau tidak jawab : 39,32%

UDIN HIANGGIO

  • Menginginkan Sebagai Gubernur : 13,86%
  • Menginginkan Kembali

sebagai wakil Gubernur                      : 10,00%

  • Tidak menginginkan Kembali

sebagai wagub maupun gubernur      : 19,32%

  • Tidak tahu tidak jawab : 58,82%

Hasil survei inilah yang kemudian membuat pasangan Zainal-Yansen setelah sepakat berpasangan, optimis untuk dapat memenangkan Pilkada Kaltara 2020. Terlebih saat presentasi hasil survei di Jakarta, LSI merekomendasikan agar Bapak Zainal A Paliwang maju mencalonkan diri sebagai calon gubernur di Pilkada Kaltara 2020.

Bahkan, LSI menawarkan jasa pendampingan pemenangan kepada Bapak Zainal. Namun karena nilainya cukup tinggi, Bapak Zainal tidak menggandeng LSI sebagai konsultan pemenangan. “Belakangan Pak Zainal dan Pak Yansen kaget, termasuk kami, koalisi partai politik dan relawan karena LSI merilis hasil survei September 2020 yang angka- angkanya aneh menurut kami. Bagaimana mungkin hasil survei LSI di Bulan September angkanya tidak jauh berbeda dengan hasil survei LSI di Bulan Juli,” jelasnya.

Baca Juga :  Curi dan Preteli Motor Korbannya, Tiga Sekawan Ini Ditangkap Polisi

Berikut perbandingan hasil survei elektabilitas yang diumumkan LSI, Senin (28/9/2020) dengan perbandingan hasil survei Juli 2020, yaitu :

PASANGAN CALON

SURVEY LSI

JULI 2020

SEPTEMBER 2020

Irianto Lambrie – Irwan Sabri

35%

34,6%

Udin Hianggio – Undunsyah

17,95%

18,3%,

Zainal A Paliwang – Yansen TP 9,32%

11,8%

Berikut beberapa pertanyaan dan kesimpulan kami atas press release LSI tersebut :

– Benarkah LSI melakukan survei pada September 2020?

– Jika benar melakukan survei , mengapa hasil survey September 2020 sama dengan hasil survei Juli 2020, dengan margin of error 4,78%?

“Apakah LSI mengumumkan hasil survei September 2020 menggunakan data hasil survei Zainal A Paliwang Juli 2020? Jika ini benar dilakukan, maka kami menilai ini adalah pencederaan kesepakatan LSI dengan Bapak Zainal A Paliwang. Kesepakatan itu di antaranya adalah untuk tidak memanfaatkan hasil survei tersebut di luar kepentingan klien dan tidak membagikannya kepada siapapun tanpa persetujuan Bapak Zainal A Paliwang. Terlebih jika ini berdampak merugikan Bapak Zainal A Paliwang,” urainya.

Mukhlis menyebut, terdapat keanehan yang nyata terhadap hasil survei yang dilakukan LSI pada Bulan September, hampir tidak berbeda dengan hasil survei LSI tiga bulan yang lalu. “Kami menduga adanya penggiringan opini publik yang dilakukan untuk mempengaruhi pemilih dengan menyajikan hasil elektabilitas Bapak Zainal A Peluang- Yansen TP yang rendah dan di urutan ketiga berdasar hasil survei LSI yang ajaib,” ujarnya.

Dengan data itu, pihaknya merasa sangat dirugikan dengan adanya press release hasil survei LSI bulan September yang tidak berbeda jauh dengan hasil survei LSI 3 bulan yang lalu. Suatu hasil yang mustahil menurutnya.

Sebagaimana kami sebutkan di atas tadi, tim ZIYAP pun melakukan survei di waktu yang sama, yakni pada September, dengan hasil yang jauh berbeda dan sangat menggembarakan paslon Zainal-Yansen. Karena terjadi kenaikan elektabiltas Zainal A Paliwang-Yansen TP mencapai 200 persen lebih dari survei sebelumnya. “Kami sengaja tidak mempublis angka hasil survei kami di September 2020, karena survei ini kami lakukan benar-benar untuk kebutuhan kerja-kerja pemenangan, bukan untuk mempengaruhi opini publik apalagi membohongi publik,” jelas Mukhlis.

“Kami bukanlan calon yang panik atas hasil dari sebuah survei , sehingga harus merekayasa sebuah hasil survei. Kami adalah pasangan calon yang optimis memenangkan Pilkada Kaltara 2020, karena trend pertumbuhan elektabilitas kami yang terus melonjak naik. Di sisi lain trend incumbent terus menurun,” lanjutnya.

“Sudah jelas dan terang benderang apa yang menjadi keinginan Rakyat Kalimantan Utara. Rakyat menginginkan pemimpin baru. Zainal-Yansen adalah  jawaban atas keinginan tersebut,” tutupnya.(*)

 

Sumber: Press Release Tim Hukum ZIYAP

Editor: M. Yanudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar