TARAKAN – Sejak bulan Agustus 2020, terjadi kelonjakan konfirmasi positif Covid-19 yang sebagian besar merupakan pelaku perjalanan, dr. Khairul, M. Kes mengimbau masyarakat tingkatkan kesadaran.
Dijelaskan Khairul, mengenai perlakuan karantina, sejak adaptasi kebiasaan baru, karantina tetap diterapkan namun polanya berubah.
“Karantina saat ini bersifat mandiri yaitu isolasi mandiri yang sampai saat ini masih dlakukan oleh masyarakat kita, walaupun akhirnya kurang pengawasan secara ketat oleh satgas,” ujarnya kepada benuanta.co.id, Selasa 22 September 2020.
Mulai bulan Maret hingga Juli 2020 kota Tarakan sudah memberlakukan karantina dengan tempat yang telah disediakan oleh pemerintahan, namun berubah sejak adaptasi kebiasaan baru.
“Meskipun tidak dikarantina, kita punya kebijakan bagi pelaku perjalanan dari luar daerah jika tidak ingin mengikuti SWAB harus mengikuti isolasi di rumah dengan waktu yang telah ditetapkan,” terangnya.
Khairul juga menjelaskan, keadaan saat ini tidak seperti dulu dimana ada peraturan dari Menteri Perhubungan (Menhub) yang membatasi pelaku perjalanan. Saat ini Bandara dan Pelabuhan telah dibuka.
“Kita gak punya kewenangan di bandara dan pelabuhan, sekarang semua telah dibuka, pelaku perjalanan dari pelabuhan dan bandara di atas 1000 orang perharinya,” jelasnya
“Dengan jumlah seperti itu, pemerintah tidak punya fasilitas yang cukup jika karantina seperti dulu kembali diadakan,” tambahnya.
“Tidak perlu dilakukan karantina seperti dulu, kesadaran diri lebih penting, kami berharap bagaimana kesadaran masyarakat terbangun dan patuh saat melakukan isolasi, jika disiplin, pasti kota ini aman dari Covid-19,” tutupnya.(*)
Reporter : Matthew Gregori Nusa
Editor : Ramli