Sebelum Terjadi Laka, Patroli Polairud Sedang Melakukan Pengintaian

TARAKAN – Dir Polair Polda Kaltara, Kombes Pol Nyoman menegaskan, terbaliknya speedboat bermesin 40 PK saat patroli laut yang dilakukan 6 personel Polairud, Sabtu (8/8/2020) lalu tidak membawa senjata api.

“Tidak (bawa senjata api) karena ini kegiatan lidik, pembuntutan lah gitu ya mencari informasi. Bukan kegiatan penangkapan,” ujar Dir Polair Polda Kaltara, Kombes Pol Nyoman kepada benuanta.co.id, Rabu (12/8/2020).

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1554 votes

BACA BERITA TERKAIT:

Hingga saat ini pencarian satu korban masih terus dilakukan dengan mengerahkan segala potensi yang ada. Sebab, di hari ketiga pasca terbaliknya speedboat nahas tersebut, kata Nyoman, berdasarkan analisa SAR waktu untuk mengapung jenazah akan turun lagi ke dalam perairan.

Baca Juga :  Dua OPD Pemprov Kaltara Paling Produktif Tahun Ini

“Ini sudah hari ketiga, waktu untuk (jenazah) mengapung itu periodenya mulai turun lagi. Mungkin hari ke tujuh lagi (baru muncul kepermukaan), nanti kita pikirkan dengan cara yang lain mungkin, pinjam potensi masyarakat. Tapi tetap melakukan pencarian sampai hari ke tujuh nanti,” katanya.

Selain itu, dari tiga hari ini ia menyebut, kemungkinan kecil juga korban terakhir ini ditemukan dalam keadaan hidup. “Kalau mungkin satu hari survival orang masih bisa ya,” tukasnya.

Baca Juga :  BMKG Prediksi Hujan Lebat di Malam Hari, Catat Wilayahnya 

Diwartakan sebelumnya, meski kini area dipersempit dan personel pencarian dipadatkan sejak pagi hingga pukul 17.00 Wita, korban terakhir speedboat patroli Polair nahas tersebut belum ditemukan.

“Kita berdoa saja semoga almarhum Yosef ini bisa cepat muncul atau terlihat. Karena kesulitanya juga almarhum ini menggunakan kaos hitam agak susah mungkin ya, tapi celana biru. Mungkin dari jauh tidak tampak begitu ya, tetapi tetap akan kita lakukan pencarian hingga hari ke tujuh nanti,” terangnya.

Baca Juga :  Gubernur Optimis Realisasi Penggunaan Anggaran Tahun 2024 Lebih Baik dari Sebelumnya 

Mengenai tanda-tanda tumpahan bahan bakar dari speedboat dilokasi, kata Nyoman, sejatinya akan bisa terlihat jika kejadian tersebut cepat dilaporkan.

“Mungkin kalau cepat sebenarnya ada (jejak tumpahan bahan bakar), tapi karena korban hidup yang melaporkan setelah 6 jam ya. Mungkin tau sendiri arusnya disitu ya, kedalaman 30 meter. Tapi orientasi kita mencari korban dulu, nanti gelombang kedua baru mencari materilnya,” tukasnya.(*)

 

Reporter : Yogi Wibawa

Editor: M. Yanudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *