Persiapan ke Senayan 2024 Jadi Alasan Effendhi Balik ke “Mantan”

TARAKAN – Angkat kakinya Wakil Walikota Tarakan, Effendhi Djuprianto dari Partai Hanura dan pindah haluan politiknya ke Partai Golkar di tengah situasi Pilkada 2020 ini menuai beragam reaksi publik yang menebak-nebak. Mulai dari rindu kembali kepelukan mantan partai, hingga dikaitkan untuk berkontestasi di Pilgub Kaltara.

Namun, Effendhi mengatakan, manuver politiknya tersebut bukan untuk menambah rangkaian atau menemani figur-figur di Kaltara 1. Melainkan persiapan tiket masuk ke Senayan, dan membidik kursi DPR-RI Dapil Kaltara, meskipun Pemilihan Legislatif (Pileg) baru akan dihelatkan 2024 mendatang.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1570 votes

“Kami sudah mengajukan permohonan (pengunduran) ke Hanura, tapi SK nya belum keluar,” ujar Effendhi kepada benuanta.co.id.

Baca Juga :  DKP Kaltara Tes Kandungan Formalin pada Ikan di Tiga Pasar Tradisional Tarakan

Kata Effendhi, ia telah mengajukan surat pengunduran diri sebagai kader partai besutan Oesman Sapta Odang ini sejak beberapa pekan lalu.

“Sudah 2 minggu lalu, tapi memang saat ini kan DPD masih sibuk di Jakarta kemarin untuk proses Pilkada ini kan, beliau juga mau maju di wakil Bupati Bulungan dan memperjuangkan calon Gubernur Kaltara itu,” terangnya.

Baca Juga :  Ganjar-Mahfud Tiba di MK untuk Ikuti Sidang PHPU

Selain ingin memilih partai yang mampu menampung aspirasi tanpa menyampingkan koridor ketentuan perundang-undangan, keputusannya keluar dari Hanura untuk kembali ke mantan partai berlogo pohon beringin tersebut, diakuinya ditawarkan oleh kader Golkar.

“Saya pernah gabung di Golkar dan berhenti, tapi SK pemberhentian dari Golkar belum ada di tangan saya sampai sekarang. Karena ketika saya masuk Hanura, saya sudah mengundurkan diri tapi tidak ada jawaban,” katanya.

Diwartakan sebelumnya, DPD Kaltara, Ingkong Ala menyebut, tak keberatan atas keputusan mundurnya Effendhi yang tegolong mendadak ini. Pasalnya, Ingkong sendiri mengaku baru mengetahui informasi awal ini lada 21 Juli lalu, melalui pemberitaan media.

Baca Juga :  KPU Tarakan Masih Koordinasi soal Pelaksana Putusan Pelanggaran Administrasi Pemilu

“Bagi kami (Hanura) tidak keberatan, karena itu adalah hak pilihan beliau, apalagi perjalanan politik beliau selama 32 tahun telah ia uraikan di media. Bahwa sebelum Ia pindah ke Hanura adalah kader Golkar. Karena kekecewaanya dengan keputusan DPP Golkar yang tidak merestui beliau mencalonkan diri di DPRD Provinsi pada pileg 2014-2019, maka ia pindah ke Hanura sebagai caleg provinsi,” pungkasnya.(*)

Reporter : Yogi Wibawa

Editor : Ramli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *