Dekolonialisasidan masa depan konflik Israel-Palestina

Realita Saat Ini

Terlepas dari perdebatan solusi satu negara versus dua negara, rakyat Palestina di wilayah pendudukan telah menjalani hidup di bawah sistem satu negara yang didominasi oleh Israel, kata aktivis muda asal Palestina Salem Barahmeh yang juga Direktur Eksekutif Palestine Institute for Public Diplomacy.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1542 votes

Israel, menurut Barahmeh, telah mengontrol nyaris seluruh tanah, air, dan udara di wilayah pendudukan. Otoritas di Israel juga mengontrol kebebasan masyarakat Palestina dan menghalangi pemenuhan terhadap hak mendasar, seperti berekspresi, berpendapat, dan berpindah tempat. Ia menyampaikan diskriminasi karena alasan etnis-nasional merupakan kenyataan sehari-hari yang masih dialami rakyat Palestina.

Baca Juga :  DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Selama Ramadhan

Oleh karena itu, dia berpendapat bahwa resolusi konflik Israel-Palestina bukan pada penentuan bentuk negara yang ideal. Namun, Israel harus menghentikan seluruh praktik penjajahan/kolonialiasasi dan diskriminasi berdasarkan identitas etnis-nasional terhadap rakyat Palestina.

Upaya penghentian itu—disebut juga dengan dekolonialiasasi—jadi pintu masuk perundingan dua pihak yang lebih setara antara Palestina dan Israel.

“Jika Anda pergi ke Tepi Barat dan bertanya kepada orang Palestina: ‘Apa yang kalian inginkan?’ Mereka akan menjawab: ‘Kami hanya ingin kebebasan dan pemenuhan hak-hak mendasar’,” kata Barahmeh saat menjawab pertanyaan mengenai masa depan yang dikehendaki rakyat Palestina dalam sebuah diskusi virtual  dengan Foundation for Middle East Peace minggu ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *