Kelapa Pandan Wangi Pulau Sebatik Jadi Idola Nusantara

NUNUKAN – Pulau Sebaik terkenal dengan Kelapa Pandan Wanginya. Kelapa ini berbeda dengan kelapa pada umumnya. Selain pokoknya yang leboh pendek, kelapa pandan wangi ini sangat cepat pembuahannya. Antara 3 sampai 3,5 tahun lebih pendek dari kelapa biasa yang mencapai 6 sampai 7 tahun.

Selain cepat berbuah, kelapa pandan wangi memiliki rasa yang lebih manis, ditambah aroma wangi pandan yang semakin menggugah selera.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1997 votes

Kelapa Pandan wangi merupakan salah satu kelapa eksotik dengan karakter spesifik aroma wangi pandan pada sabut, air dan daging buahnya. Serta cita rasa pandan dan manis pada air dan daging buah.

Baca Juga :  267 Pelanggaran Selama Ops Ketupat Kayan di Nunukan

Hal tersebut menjadikan kelapa pandan wangi perbatasan banyak menarik minat bukan hanya untuk konsumsi, tetapi para peneliti sebagai objek risetnya. Sampai saat ini permintaan bibit kelapa pandan wangi dari Pulau Sebatik ini datang dari berbagai daerah di Indonesia.

Melihat hal itu, Karantina Tarakan Wilker Nunukan memastikan bibit kelapa pandan wangi sebanyak 166 batang bebas dari OPT/OPTK dengan melakukan pemeriksaan terhadap kelapa pandan wangi yang berumur 12 bulan di persemaian.

Baca Juga :  121 CJH Nunukan Disuntik Vaksin Meningitis

Setelah dinyatakan bebas dari organisme Pengganggu Tanaman (OPT) selanjutnya diterbitkan sertifikat kesehatan tumbuhan dan kelapa pandan siap berlayar ke Balikpapan untuk penuhi pesanan, beberapa waktu lalu.

“Menurut data IQFAST, pada periode Januari sampai Juli 2020, Karantina Tarakan Wilker Nunukan melakukan sertifikasi bibit kelapa pandan wangi sebanyak 16 sertifikat dengan total 399 pohon dengan tujuan hampir seluruh Indonesia,” kata Kepala Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan, drh. Akhmad Alfaraby, Sabtu (25/7/2020).

Baca Juga :  Bawa Penumpang Dua Long Boat Tabrakan di Laut Sebatik 

Pemeriksaan yang dilakukan Karantina Tarakan Wilker Nunukan ini dilakukan untuk mencegah tersebarnya OPT di wilayah Indonesia. (*)

 

Reporter: Darmawan

Editor: M. Yanudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *