COVID-19 Via Droplet Versus Aerosol dan Tips Amannya

Jakarta – Sejak awal, para ahli kesehatan telah menjelaskan bahwa COVID-19 menular melalui tetesan aerosol pernapasan atau droplet. Tetapi belakangan ini mereka menemukan virus itu bisa menular ke banyak orang melalui airbone atau udara.

Para ilmuwan belum tahu mana antara keduanya yang menyebabkan lebih banyak transmisi, namun ada dua penelitian yang bisa menggambarkan perbedaan keduanya dalam menyebarkan virus.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1976 votes

Penelitian pertama yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, seperti dilansir Medical Daily, menyatakan tetesan pernapasan dihembuskan ketika orang menghembuskan napas dan lebih besar atau sama dengan 5 mikron (μm).

Baca Juga :  Menteri PUPR: ASN Pindah Setelah Upacara HUT Kemerdekaan RI di IKN

Sementara aerosol adalah partikel yang lebih kecil, lebih kecil dari 5 μm dan cenderung menguap dengan cepat di udara atau dapat bertahan selama berjam-jam.

Orang dapat mengurangi penularan virus penyebab COVID-19 dari tetesan pernapasan dengan memakai masker dan mempraktikkan jarak sosial serta fisik.

Di sisi lain, untuk transmisi melalui aerosol hanya pelindung wajah yang dapat memberikan perlindungan parsial dan jarak sosial tidak akan cukup karena aerosol dapat menyebar di udara.

Baca Juga :  Gunung Ruang Erupsi Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi Tiga Kilometer

Orang dengan COVID-19 dan pembawa asimtomatik dapat menghasilkan tetesan pernapasan dan aerosol. Sayangnya, masih belum ada data yang kuat untuk menentukan mana di antara keduanya menyebabkan lebih banyak transmisi virus corona.

Sementara itu, studi kedua yang diterbitkan Pusat Nasional untuk Informasi Bioteknologi membandingkan transmisi tetesan dan aerosol dalam pengaturan lingkungan yang berbeda.

Baca Juga :  Bandara Sam Ratulangi Tutup Akibat Erupsi Gunung Ruang

Mereka mengatakan, masih sulit untuk memastikan yang menyebabkan lebih banyak transmisi antara keduanya. Namun, para peneliti menyarankan orang-orang harus mempraktikkan tindakan pencegahan keselamatan di berbagai pengaturan, termasuk kabin pesawat terbang, mobil penumpang, pusat perawatan kesehatan dan ruang tertutup lainnya, selama pandemi.

Kedua studi menyimpulkan, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah tetesan pernapasan menyebabkan lebih banyak infeksi daripada aerosol dan sebaliknya. (ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *