Perekonimian di Masa COVID-19

Dwi Damayanti
(Statistisi BPS Kota Tarakan)

 

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1542 votes

Merebaknya pandemi virus corona atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah mempengaruhi berbagai sektor kehidupan. Salah satu sektor yang sangat terpengaruh dari adanya Covid-19 adalah sektor perekonomian. Hampir seluruh perekonomian dunia mengalami resesi saat ini, termasuk perekonomian di Indonesia. Salah satu dampak dari menurunnya sektor perekonomian adalah para pelaku usaha banyak melakukan pemberhentian sementara atau sering juga dikenal dengan istilah “merumahkan” hingga melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawan-karyawannya. Kondisi ini tentu saja akan meningkatkan jumlah pengangguran dan semakin menurunnya tingkat perekonomian masyarakat di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja per 27 Mei 2020, seperti yang dikutip dari situs kemnaker.go.id, pekerja sektor formal yang dirumahkan telah mencapai sebanyak 1.058.284 pekerja dan pekerja sektor formal yang ter-PHK sebanyak 380.221 pekerja. Sedangkan pekerja sektor informal yang terdampak sebanyak 318.959 pekerja. Selain itu masih terdapat calon pekerja migran yang gagal diberangkatkan serta pemagang yang dipulangkan akibat terdampak pandemi Covid-19 ini. Sehingga total pekerja yang terdampak dari adanya Covid-19 per tanggal 27 Mei 2020 adalah sebanyak 1.792.108 pekerja. Para pekerja informal dan pelak usaha seperti pedagang kecil dan UMKM juga banyak mengalami penurunan jumlah permintaan barang atau jasa dari kegiatan usahanya. Dengan begitu banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan pelaku usaha yang kekurangan omset dari keuntungan usahanya telah menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan dan daya beli masyarakat hampir di seluruh wilayah Indonesia. Kondisi ini juga terjadi di Kota Tarakan.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat ditengah pandemi ini. Terdapat beberapa program/kegiatan yang dibuat pemerintah untuk mengantisipasi dampak ekonomi masyarakat atau pekerja yang ter-PHK atau dirumahkan. Program-program dan kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bentuk usaha pemerintah untuk mempertahankan pendapatan dan daya beli masyarakat terutama masyarakat bawah yang paling merasakan dampak dari adanya Pandemi Covid-19. Daya beli merupakan hal penting karena menyangkut kesejahteraan penduduk sekaligus keberlangsungan ekonomi.

Tidak adanya pendapatan mengakibatkan kemampuan untuk membeli barang dan jasa menjadi berkurang yang dapat menyebabkan kebutuhan hidup menjadi tidak dapat terpenuhi. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya potensi bertambahnya jumlah penduduk yang jatuh dibawah garis kemiskinan yang saat ini mencapai 24,70 juta jiwa. Di Kota Tarakan sendiri sebenarnya telah terjadi penurunan persentase penduduk miskin di Kota Tarakan pada tahun 2019 jika dibandingkan dengan tahun 2018. Tingkat kemiskinan pada tahun 2019 mencapai 6,00 persen, turun 0,15 poin dibandingkan kondisi tahun 2018 yang mencapai 6,15 persen. Namun demikian dengan adanya Covid-19 tingkat kemiskinan di Kota Tarakan berpotensi naik kembali.

Sementara itu, pada bulan Mei 2020, Kota Tarakan mengalami deflasi sebesar -0,27 persen, atau terjadi perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) 103,36 pada bulan April 2020 menjadi 103,08 pada bulan Mei 2020. Deflasi tahun kalender sebesar -0,86 persen dan deflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar -0,99 persen. Deflasi di Kota Tarakan dipengaruhi oleh penurunan indeks pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -0,88 persen. Sedangkan inflasi di Kota Tarakan dipengaruhi oleh kenaikan indeks pada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,07 persen.

Penurun daya beli dapat juga ditunjukan oleh Nilai Tukar Petani (NTP). NTP merupakan gambaran dari tingkat kesejahteraan petani. NTP juga merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin tinggi pula tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP Provinsi Kalimantan Utara Mei 2020 sebesar 101,40 atau turun 0,81 persen dibanding NTP pada bulan April 2020. Penurunan NTP disebabkan oleh Indeks Harga yang diterima petani lebih rendah dibandingkan Indeks Harga yang dibayar petani.

Selain itu, pada Bulan April 2020, di Provinsi Kalimantan Utara terjadi penurunan nilai ekspor pada dibandingkan dengan Bulan Februari 2020 yang salah satu faktornya disebabkan oleh menurunnya ekspor kelompok barang non-migas di sektor tambang sebesar 39,83 persen. Pada Triwulan Pertama 2020, pertumbuhan perekonomian Indonesia juga mengalami perlambatan sebesar 2,97 persen dibanding dengan tahun sebelumnya sebesar 5 persen.

Terkait upah riil buruh terjadi kontradiksi antara upah riil buruh tani dan upah riil buruh bangunan (tukang bukan mandor). Upah riil buruh tani pada Bulan Mei 2020 mengalami kenaikan sebesar 0,21 persen dibanding Upah Buruh Tani Bulan April 2020. Sebaliknya upah riil buruh bangunan pada Bulan Mei 2020 mengalami penurunan sebesar 0,06 persen dibanding upah riil buruh bangunan pada Bulan April 2020.
Untuk menjaga daya beli pada kelompok 40 persen kebawah diperlukan kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat untuk menjangkau penduduk miskin kebawah yang hanya mengandalkan bantuan dalam program pemerintah.
Saat ini, sangat diperlukan berbagai bentuk program bantuan dan peran serta dari pemerintah, lembaga amal dan lembaga Kemanusiaan untuk mengurangi beban hidup masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

Selain itu, bantuan dari masyarakat lainnya yang memiliki kelebihan juga dapat mengurangi bagi masyarakat yang terdampak perekonomiannya.
Di tengah banyaknya pengangguran dan sulitnya ekonomi masyarakat dapat memicu semakin banyaknya tindakan kriminal. Adanya kepedulian antar sesama manusia selain mampu meringankan beban hidup masyarakat yang terdampak juga dapat mengurangi masalah sosial yang dapat timbul di tengah-tengah masyarakat.

Semoga pandemi Covid-19 ini dapat segera berlalu sehingga perekonomian masyakarat dapat pulih kembali sehingga masyarakat dapat hidup lebih baik dan sejahtera dengan perekonomian yang meningkat.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *