NUNUKAN – Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang bekerja sama dengan Bulog yang saluran setiap tahunnya sebanyak 100 ton di setiap kabupaten atau kota, digunakan ketika ada bencana.
Tentu di tengah wabah pandemi Covid-19 saat ini merupakan bencana yang belum bisa diprediksi akan berakhirnya termasuk di Indonesia sendiri.
Dijelaskan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Nunukan, Ir Jabbar M.Si, CBP dalam setahun mencapai 100 ton yang digunakan ketika terjadi bencana yang mengakibatkan adanya kesulitan bagi masyarakat. Dengan adanya bencana non alam yakni Covid-19 sehingga beras ini disalurkan kepada masyarakat yang terdampak.
“Untuk penyaluran beras Bulog ini ada di 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Nunukan dari 21 kecamatan, dan hanya Krayan yang tidak disalurkan dikarenakan transportasi. Namun bantuan di Krayan akan diganti dengan yang lain seperti Bantuan Non Tunai (BNT),” kata Ir Jabbar, kepada benuanta.co.id, Rabu (10/6/2020).
Penerima beras ini sebanyak 9.145 kepala keluarga (KK), dalam satu kepala keluarga 10 kilogram. Penerima ini adalah yang belum pernah menerima bantuan, yang terdampak langsung Covid-19. Seperti yang kesulitan mendapatkan pekerjaan, kehilangan pekerjaan, yang rentang sakit. “Ini adalah Cadangan Beras Pemerintah di luar dari bantuan voucer yang kita berikan,” jelasnya.
Ir Jabbar berharap, bantuan seperti ini untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak covid-19. Sehingga harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan jangan sampai beras itu dijual.
“Karena kita tidak tahu Covid-19 ini sampai kapan, mudah-mudahan segara berlalu. Walaupun saat ini pemerintah merencanakan new normal, jangan sampai di Nunukan muncul lagi ini yang terkonfirmasi positif Covid-19. Jadi kita harus patuh dengan protokol kesehatan yang telah dianjuran pemerintah,” ujarnya.
Dia juga berpesan bagi yang telah mendapatkan bantuan agar sadar diri agar tidak menerima lagi. Sehingga yang lain yang belum apat bisa kebagian. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: M. Yanudin