TARAKAN – Jelang penerapan new normal yang akan diberlakukan di 25 kabupaten dan kota se Indonesia, termasuk Kota Tarakan, Walikota Tarakan, dr. H. Khairul, M.Kes menyampaikan, tatanan hidup baru nantinya bukanlah sesuatu yang aneh atau dipaksakan untuk menghadapi pandemi Covid-19. Misalnya akan lebih terbiasa mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, atau protokol kesehatan lainnya.
Sebab, kata pria yang pernah menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kota tahun 2008 hingga 2013 ini, sesuatu penyakit yang belum memiliki vaksin, dalam epidemiologi tentu tidak dapat dieliminasi atau eradikasi.
Praktis, dalam menghadapi wabah ini salah satu cara adalah menggalakkan general precaution, sembari mempersiapkan dan mempelajari budaya baru yang akan diterapkan per Juni mendatang itu.
“Maka dari itu upaya kita adalah mencegah, seperti pakai masker ini (general precaution) atau kewaspadaan umum,” ujar dr. H. Khairul, M.Kes kepada benuanta.co.id.
Dalam kewaspadaan ini, ia juga mengistilahkan dengan asas praduga bersalah, yang mana dalam wabah ini semua orang patut dicurigai. Sampai benar-benar dibuktikan oleh hasil tes yang menunjukan orang tersebut negatif Covid-19.
“Kita harus pakai masker jadi saling curiga juga, jadi asas praduga bersalah yang kita kedepankan supaya kita lebih aman,” terangnya.
“Jadi jangan anggap, wah ini kayaknya sehat, gagah, pejabat bisa aman, belum tentu. Karena sekarang juga ada kepala daerah yang kena (Covid-19), ada menteri. Bahkan di luar negeri ada Wakil Perdana Menteri juga,” tutupnya.(*)
Reporter : Yogi Wibawa
Editor : M. Yanudin